Desain bodi Shogun yang sebelumnya mengalir dinamis, di versi ini berubah jadi agak mengotak dengan banyak sudut-sudut tegas.
Posisi lampu seinnya juga pindah ke tameng depan dari sebelumnya yang ada di area batok setang.
Upgrade juga diberikan di sektor dapur pacu, salah satunya dengan adanya engine balancer.
Efeknya versi ii getaran mesinnya jauh lebih minim.
Di generasi ini juga ada versi RR-nya, yakni dengan pelek racing dan cakram yang ada di kedua rodanya.
Versi SP-pun juga kembali hadir di generasi ini, tentu saja masih dengan ciri khas-nya yakni kopling manual ditemani transmisi injak-congkel.
Shogun 125 FI
Tak mau ketinggalan di era injeksi, Suzuki menghadirkan Shogun 125 FI di 2008.
Sistem injeksi Shogun yang bernama Discharge Pump Fuel Injection (DCP-FI), punya kelebihan yaitu pompa bensin yang menyatu dengan injektor.
Efeknya tidak perlu tekanan bensin tinggi untuk disemprot ke ruang bakar.
Kalau secara desain, tak banyak ubahan berarti dari generasi pendahulunya.
Shogun Axelo
Versi ini hadir di 2011 dan jadi generasi terakhir Shogun sebelum akhirnya sang Jendral ini paripurna.
Secara desain ia punya ubahan yang amat signifikan, mulai dari bentuk headlamp, bodi, hingga pelek yang dipakainya.
Di versi ini Suzuki juga mulai menerapkan automatic headlamp on alias AHO, yakni lampu depan sudah otomatis hidup saat mesin dihidupkan.
Shogun Axelo terdiri dari 3 varian, Standar (rem belakang tromol), tipe S (rem belakang cakram), dan tipe R (kopling manual).
Sayangnya di era ini tren motor bebek mulai menurun seiring berkembangnya motor matic sebagai idola baru.
Makanya sepertinya tak ada alasan lagi bagi Suzuki untuk terus mempertahankan Shogun karena pasarnya yang makin sulit.
Oh iya nama Axelo, sebetulnya merupakan sebuah akronim dari Axe-Akselarasi dan Lo-Low Emission.
Kalau kamu sendiri, pernah punya Suzuki Shogun yang mana?
Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR