"Kami jamin perjalanan akan terasa menyenangkan. Kami juga menyediakan makan dan free snack, juga toilet yang dirancang menggunakan septic tank khusus sehingga bisa digunakan untuk buang air besar, dimana bus-bus Juragan 99 Trans adalah satu-satunya yang memiliki fasilitas ini," ucapnya.
Terkait harga tiket bus AKAP maupun bus wisata Juragan99 Trans cukup terjangkau.
Untuk AKAP Malang – Bogor harga berada di kisaran Rp 600,000.
Perjalanan Malang – Bogor akan dilayani dengan unit bus sleeper 18 seat Juragan 99 Trans yang bersasis Mercedes-Benz 1626, dilengkapi fasilitas seperti Led TV 24 inch, private sound card and light dimmer, air purifier dan masih banyak lagi.
Khusus untuk pembelian tiket rute Malang – Surabaya – Bogor (PP) di tanggal 10 – 20 Juni 2024, ada promo berupa voucher 20% yang bisa digunakan untuk pembelian semua rute bus Juragan 99 Trans.
Sebagai perusahaan otobus, Juragan 99 Trans mengklaim menjunjung tinggi faktor kenyamanan dan keselamatan.
Untuk itu, seluruh bus (baik AKAP maupun pariwisata) telah memenuhi standar regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah, termasuk kepatuhan uji KIR dan KPS serta perawatan rutin.
Begitu pula dengan SDM di Juragan 99 Trans. Mulai dari bagian ticketing, front office, hingga kru yang ada di dalam bus (driver dan co-driver) semuanya disiapkan untuk bisa memberikan pelayanan optimal untuk seluruh pelanggan.
Baca Juga: Dapat Hadiah Ducati Panigale V4S dari Gilang Juragan 99, Raffi Minta Maaf ke Alshad Ahmad
Selain rute baru Malang – Bogor (PP), dalam waktu dekat Juragan 99 Trans juga akan membuka rute baru ke Malang – Jogja (PP) dan Surabaya – Jakarta – Bandung (PP).
Tahun depan Target 50 Unit Bus AKAP dan Pariwisata
Hingga tahun depan, Juragan 99 Trans menargetkan untuk memiliki 50 unit bus AKAP dan pariwisata untuk melayani seluruh pelanggannya, dan 100 bus dalam 5 tahun mendatang.
Selain rute-rute baru, pada bulan Februari 2024 Juragan 99 Trans telah merilis armada baru bus double decker dengan 24 kursi penumpang full sleeper pertama di Indonesia.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR