Gridoto.com - Mungkin banyak yang penasaran, apa saja yang harus diubah untuk membuat Yamaha WR155R siap diajak enduro?
Yamaha WR155R sendiri hadir sebagai motor trail yang sejatinya siap melibas berbagai medan, termasuk untuk enduro atau trabasan.
PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) sendiri memfasilitasi para pemilik WR155R dengan membuat event bertajuk Shell bLU cRU Yamaha Enduro Challenge.
Wahyu Rusmayadi selaku Manager Motorsport PT YIMM kasih penjelasan mengenai apa saja yang musti disesuaikan agar Yamaha WR155R siap diajak enduro.
Baca Juga: Terbukti Pecah! Ini Alasan Bandung Jadi Seri Pembuka Shell bLU cRU Yamaha Enduro Challenge 2024
Ternyata, sebenarnya agar WR155R siap diajak enduro tidak perlu banyak ubahan.
"Sebenarnya dalam kondisi standar saja motor ini sudah mumpuni untuk dipakai enduro. Seperti motor-motor yang dipakai di kelas COM A dan COM B," buka Wahyu saat ditemui di seri 1 Shell bLU cRU Yamaha Enduro Challenge 2024 di Bandung.
"Namun untuk yang sudah advance biasanya butuh tenaga mesin yang lebih besar. Makanya banyak yang melakukan bore up," tambahnya.
Hal senada juga diungkapkan Rey Ratukore yang menurunkan banyak pembalap enduro dengan bendera Mekar Motor Cargloss RRS.
Baca Juga: Shell bLU cRU Yamaha Enduro Challenge 2024 Bandung Ramai Peserta dan Diserbu Pengunjung
Menurut pembalap road race nasional yang akrab dipanggil Kak Rey ini, yang paling dibutuhkan adalah meningkatkan torsi motor.
"Bisa dengan memainkan final gear dengan ganti ukuran gir depan dan belakang. Atau dengan mengatur ulang kompresi mesinnya," yakin Rey.
Rey mengatakan umumnya gir pakai perbandingan 12/56 atau 12/57 agar motor lebih enak untuk dipakai enduro.
Jika ingin lebih enak dalam melibas jalur berbatu besar, Rey sarankan untuk lakukan setting ulang bagian suspensi.
Untuk menambahkan tenaga, kalian juga bisa ganti knalpot bawaan dengan knalpot racing.
Nah, jadi sebenarnya cukup mengganti ukuran gir untuk mendapatkan torsi yang lebih besar sudah bisa bikin WR155R enak diajak trabasan Sob!
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR