Sinyal pelemahan ekonomi Indonesia yang terjadi di awal 2024 ini juga jadi pembahasan pada rakernas yang digelar bersamaan dengan Board of Management Meeting Asia Marketing Federation itu.
Tekanan pada nilai rupiah, inflasi komoditas yang menyentuh 10 persen, koreksi pada prediksi penjualan otomotif, serta kenaikan suku bunga jadi tantangan yang perlu diwaspadai.
Suparno menambahkan, kondisi ketidakpastian global dan ekonomi Indonesia yang terkontraksi ini men jadi pengingat para lebih dari 6.000 anggota IMA agar tetap waspada.
"Serta tetap bersemangat untuk meningkatkan kontribusi IMA agar bisa membantu masyarakat menghadapi era ketidakpastian ini dengan baik," katanya.
"Dengan mengutamakan kolaborasi dan sinergi antara empat pilar dalam IMA dan antara IMA Pusat dan Chapter,” imbuh Suparno.
Dalam rakernas tersebut, IMA juga mengusung tiga inisiatif strategis yaitu peningkatan keahlian terkini di bidang pemasaran, pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), serta mendukung Sustainable Development Goals.
Sesuatu yang diapresiasi oleh Yuna Pancawati, Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Provinsi DI Yogyakarta.
"Harapannya upaya tersebut dapat turut meningkatkan perekonomian masyarakat,” ujar perempuan yang mewakili Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sultan Hamengku Buwono X itu.
“Kami sangat setuju sekali bahwa kolaborasi yang dilakukan IMA telah bagus dan akan lebih bagus bila terus ditingkatkan," tutupnya.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR