Ia 'diasingkan' dari proyek F1, untuk fokus dalam pengembangan hypercar Red Bull RB17 sampai akhir masa tugasnya selama beberapa bulan ke depan.
"Sejak muda aku selalu ingin mendesain mobil kencang. Impianku menjadi insinyur di F1, aku beruntung dapat mewujudkannya," kata Newey dilansir GridOto.com dari Formula1.com.
"Selama hampir dua dekade telah menjadi kehormatan untuk memegang peran penting di Red Bull Racing sejak awal hingga memenangkan banyak gelar," jelasnya.
Keluarnya Newey dianggap menjadi kerugian, namun Red Bull dan Christian Horner tampaknya tidak begitu pusing.
Horner dalam beberapa tahun terakhir sudah memulai program regenerasi di area teknis, salah satunya adalah menyiapkan sosok pengganti 'Sang Pengendali Angin'.
Christian Horner sudah menyiapkan Pierre Wache dan Enrico Balbo, yang sudah menjadi aktor kunci dalam pengembangan mobil Red Bull dalam beberapa musim terakhir.
Jadi bisa dikatakan Red Bull sudah tidak bergantung kepada sosok Adrian Newey, yang sampai saat ini masih dianggap menjadi salah satu insinyur terbaik di F1.
Masih belum jelas tim mana yang akan dibela Newey, namun kabarnya Scuderia Ferrari adalah yang paling menginginkannya.
Bos besar Ferrari, John Elkann, bahkan disebut sudah menyiapkan gaji setinggi langit agar Newey mau menempati kursi hangat di kuda jingkrak.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
Sumber | : | Formula1.com |
KOMENTAR