Pelapisan resin ini dilakukan secara manual, lalu resin dibiarkan hingga mengeras.
Meskipun tidak signifikan, pemakaian resin berlebih akan berpengaruh ke bobotnya.
Wet carbon ini lebih laku di Indonesia, karena harganya yang lebih murah dibanding dry carbon.
"Kalau bikinnya bagus dan presisi, hasilnya juga bisa bagus dan lebih ringan," sambung Harris.
2. Dry Carbon
Baca Juga: Benarkah Panel Karbon Fiber Kalau Patah Tidak BIsa Diperbaiki?
Karbon fiber jenis ini menggunakan mesin vacuum dalam proses pengerjaannya.
"Tujuannya buat menyedot resin berlebih, jadi serat karbonnya akan lebih enteng dan lentur," ungkap modifikator senior ini.
Karena salah satu faktor yang bikin panel karbon kurang lentur adalah resin yang berlebihan.
Perbedaan lain antara dry carbon dan wet carbon ini juga terletak pada tekstur serat karbon.
"Untuk dry carbon, tekstur serat lebih gepeng karena ditekan oleh mesin," pungkas Harris.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR