Setelah itu bobot total roller diturunkan dari aslinya yang total 114 gr (19 gr x 6).
“Diturunin sampai total 80 gr, kurang dari itu akselerasi gak ada dan mesin terlalu gerung,” sebut pria yang buka bengkel di Jl. Karang Tengah I No.14, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan tersebut.
Kalau sudah begitu ujung-ujungnya bensin jadi lebih boros. Rollernya sendiri ada beberapa pilihan, bisa pakai merek CLD, Kawahara atau BRT yang disebut Indra jadi salah satu yang paling awet.
Oiya rumah roller juga ikut dikerok, jadi jarak main roller lebih panjang. Namun, tidak bisa juga jadi terlalu landai.
"Di dyno test terlihat ada dropnya kalau terlalu landai," ujarnya.
Sementara itu di bagian belakang atau driven pulley, mangkok CVT dibolongi agar lebih mudah melepas debu dan tidak gampang menumpuk.
Tapi menurut Indra tidak perlu dikartel atau diberi guratan-guratan di dalam mangkok untuk menambah grip.
Kemudian kampas CVT cukup pakai standar. Kalaupun mau ganti aftermarket harus jeli mencarinya jangan pakai yang terlalu keras.
Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Honda Stylo 160, Test Ride Skutik Retro Yang Lebih Kencang Dari Vario
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR