Untuk mempertahankan pasar, Honda berusaha bikin motor yang bisa kompetitif buat melawan murahnya mocin hingga lahirlah Legenda.
Sayang, harga yang murah rupanya berimbas ke mutu Legenda yang jadi ternyata tak sebaik Impressa atau Supra.
Mengutip tabloid MOTOR Plus edisi 144/III, Sabtu 1 Desember 2001, banyak juga konsumen Legenda yang mengeluhkan kondisi motornya.
"Apaan, saya berkali-kali ke bengkel resmi AHASS, kerusakan Legenda banyak," kata Bambang Prijambodo asal Surabaya, yang kala itu belum genap tiga bulan punya Legenda.
Tak cuma Bambang, Yudi juga mengaku kecewa dengan Legenda miliknya umurnya bahkan belum genap satu tahun.
"Dari gigi 1 ke 2 harus ditendang, lama-lama betis berotot," kata Yudi, pemilik Legenda yang tinggal di Tangerang, Banten.
Kekecewaan konsumen ini cukup beralasan kok.
Saat itu banyak konsumen fanatik Honda yang begitu dengar ada motor bernama Legenda baru dirilis, mereka cepat-cepat menjual motor lama mereka untuk ganti ke Legenda.
Apalagi Legenda dipromosikan menggunakan teknologi yang tak kalah dengan Supra, dan harganya pun bersaing ketat sama mocin, siapa yang enggak ngiler?
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | Tabloid MOTOR Plus |
KOMENTAR