Selain itu, teknologi hybrid yang mengusung mesin konvensional dan baterai juga dinilai paling tepat untuk diimplementasikan di Indonesia saat ini.
"Kalau dilihat masyarakat dengan kendaraan hybrid itu bisa langsung menikmati keunggulan di dua dunia," ucap Hari, Sabtu (2/3/2024).
Pertama, yakni menikmati kemudahan mengisi BBM selayaknya mobil konvensional.
"Kendaraan kami pakai BBM oktan 92 (setara Pertamax), which is terdistribusi dengan baik," jelas Hari.
Kedua, konsumen bisa merasakan benefit dari sisi kendaraan elektrik.
"Karena produk kami, misal dibawa dengan kecepatan 35 km/jam, itu irit pakai baterai. Kemudian sistemnya cukup cerdas ketika dia mencapai kecepatan tertentu ganti jadi mesin bensin. Di situasi tertentu kalau butuh akselerasi baterainya bisa kick in," jelasnya.
Di sisi lain, pria yang pernah berkarir di Mercedes-Benz ini menyebut secara penjualan nasional, kendaraan hybrid memiliki pangsa pasar yang lebih besar ketimbang mobil listrik murni, atau plug-in hybrid.
"Jadi kenapa enggak coba dulu, kalau sudah tahu nikmatnya elektrifikasi dengan efisiensi BBM-nya, bayangkan untuk kenda sebesar Tank 500 ini (konsumsi BBM-nya) bisa 11,5 km," tukasnya.
"Kemudian Haval H6 itu (konsumsi BBM-nya) bisa 1:20 km. Itu kan mirip-mirip dengan motor biasa yang banyak di pasaran," lanjutnya.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR