Tentunya rangka eSAF ini dicek dengan beberapa parameter, pertama kondisi silicate yang ternyat masih ada di bagian pengelasan. Namun kondisinya tidak sebanyak yang terlihat pada Honda Vario 160.
Silicate adalah sisa pengelasan yang tidak bisa tertutup cat dengan metode pengecatan Cathodic Electro Deposition atau CED.
Kemudian, secara kasat mata, ada banyak lubang di bagian samping rangka. Pada Stylo ada 7 lubang, sedang Vario 160 hanya 5 lubang saja
Kemungkinan lubang-lubang ini dibuat untuk jalur masuk dan keluar cat ke dalam rangka saat pengecatan yang dilakukan dengan dicelup.
Lubang-lubang ini juga diharapkan bisa memberikan sirkulasi udara di dalam rangka sehingga mengurangi kelembapan yang bisa memicu terjadinya karat.
Lalu di bagian dalam rangka pun sekarang sudah terlapisi dengan cat berwarna hitam. Dilihat menggunakan kamera endoskopi, dari ujung belakang sampai titik paling rendah di bagian bawah sudah terlapisi cat.
Perbedaan lainnya adalah ketebalan cat, diukur dengan ultrasonic thickness gauge, di titik yang sama dengan Vario 160. Ketebalan cat Stylo mencapai 27 micron, sedang rangka Vario 160 hanya berkisar di 11 micron saja.
Sedang untuk ketebalan plat rasanya masih sama saja. Untuk rangka belakang di bagian pertemuan dua plat, tebalnya sekitar 3 mm, berarti satu lembar plat sekitar 1,5 mm. Sementara bagian rangka depan, rangka utama tebalnya sekitar 2 mm.
Terakhir, kami juga melihat lubang pembuangan air di bagian bawah, yang posisinya ternyata masih di samping.
Tapi diameter lubang pembuangan airnya sedikit lebih besar. Jika pada Vario 160 hanya 4,9 mm, di Stylo 160 mencapai 5,8 mm.
Apakah penyempurnaan ini membuat rangka eSAF terbaru lebih awet? Biar waktu yang membuktikan.
Untuk video lengkapnya klik di sini;
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR