Di tengah hiruk-pikuk itu, di tahun 1980-an salah satu warga bernama Sultoni mencoba membuat sesuatu yang baru yakni knalpot.
Awalnya Sultoni hanya membuat knalpot-knalpot sebagai spare part untuk motor dan mobil yang banyak beredar di era itu.
Seiring berjalannya waktu ternyata peminatnya makin banyak, hingga pada ere 1990-an, banyak warga lain yang tergoda untuk memproduksi knalpot.
Tak cuma di desanya, langkah Sultoni ini bahkan diikuti oleh pengrajin dari sejumlah kelurahan dan desa lain, hingga industri knalpot pun berkembang pesat di Purbalingga.
Awalnya seluruh knalpot produksi Purbalingga ini dibuat secara hanmade alias dikerjakan dengan tangan.
Tapi demi memenuhi permintaan yang kian masif, tentunya penggunaan mesin seperti mesin pound, mesin bending dan cutting jadi hal yang wajib.
Meski begitu hingga saat ini sejumlah prosesnya juga masih dikerjakan secara manual, demi menjaga kualitasnya tetap baik.
Sobat GridOto sendiri pernah punya pengalaman dengan knalpot bikinan Purbalingga? Share pendapatnya ya.
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | TribunJateng.com |
KOMENTAR