GridOto.com - Remap ECU (Electronic Control Unit) untuk penggunaan harian sebaiknya tidak sampai total 100 persen, ini alasannya.
Ada alasan kenapa pabrikan melimitasi performa mesin mobil sejak kular dari pabrik.
Alasan paling pertama dan mendasar adalah supaya durability atau daya tahan mesin jauh lebih awet.
Sehingga umur penggunaan bisa dijalani dengan lebih lama oleh pemiliknya.
"Sebetulnya melakukan remap sampai 100 persen di mesin standard itu bisa beresiko banget," ujar Edric Ardine, owner Ardine Performance.
Baca Juga: Ardine Performance, Bengkel Spesialis Mobil Eropa di Jakarta Utara
Alasan lain tentu saja tentang efisiensi penggunaan bahan bakar serta gas buangnya yang lebih minim.
Namun bukan berarti mesin standard tidak boleh dan tidakbisa dimodifikasi performanya.
Hanya saja ada limitasi demi menjaga keamanan dan keawetan mesin selama digunakan.
Tentu kita juga mengetahui bahwa kekuatan material internal mesin yang diproduksi aftermarket, khususnya untuk motorsport pasti lebih kuat dibanding material internal mesin standard.
"Jadi jangan disamakan dengan mobil yang internal sampai gear box sudah lebih kuat. Kalau mesin standard sebaiknya maksimal di angka 90 persenan lah," ungkapnya lebih jauh.
Baca Juga: Wajib Tahu, Tanda-tanda Kalau Sensor Oksigen O2 Mobil Mulai Rusak
Seperti yang dikatakan Edric bahwa ini sangat berhubungan dengan kekuatan internal mesin mobil standard.
"Ya kalau masih standard dipaksa semakin tinggi pasti bakal lebih cepet lelahnya itu mesin, bisa cepet ngedrop atau paling bahaya ya jebol," terang Iwan Ridwan, Kepala Mekanik dari Primo Performance Sentul.
"Selama dipakai buat sehari-hari memang baiknya ya jangan dipolin, jadi kalau mau distandarin lagi pun tetap bisa," sambung Iwan.
Jadi untuk para pecinta performa tinggi, perhatikan lebih detail cara kalian memodifikasi mesin mobil.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR