GridOto.com - Yamaha dan Honda resmi mendapatkan hak konsesi mulai musim balap MotoGP 2024 ini.
Dengan konsesi, kedua pabrikan Jepang tersebut diharapkan bisa lebih cepat bangkit dan kompetitif lagi mengejar para rivalnya yang berasal dari Eropa di MotoGP.
Apalagi baik Yamaha maupun Honda masuk kategori konsesi ranking D, yang mana mereka bebas melakukan pengetesan privat dan upgrade spek mesin selama musim balap berlangsung.
Sebagai informasi, konsesi ranking D diberikan kepada para pabrikan yang hanya mampu mencetak kurang dari 35 persen total poin dalam satu musim balap MotoGP.
Mengingat Yamaha dan Honda sama-sama mengalami musim MotoGP 2023 yang cukup buruk, masing-masing hanya bisa mencetak 25 dan 27 persen dari total 728 poin, keduanya pun diganjar konsesi ranking D.
Meski demikian, Fabio Quartararo (Yamaha Monster Energy MotoGP) mengatakan kalau hak konsesi saja tidak serta merta bisa membawa Yamaha kembali ke puncak.
"(Hak konsesi) bisa membawa perubahan besar, tapi Yamaha harus melakukan tes untuk memanfaatkannya," ucap Quartararo dikutip dari Speedweek, Rabu (17/1/2024).
"Lebih banyak mesin, lebih banyak tes termasuk dengan saya (pabrikan dengan konsesi D bisa melakukan tes dengan pembalap utamanya). Kami harus pintar dan membawa banyak hal," tambahnya.
Juara Dunia MotoGP 2021 itu mengatakan, Yamaha harus bisa memproduksi seluruh part tadi dengan secepat-cepatnya dalam sistem konsesi tersebut.
Baca Juga: Jadi Mudah Marah Hingga Ngamuk, Fabio Quartararo Sampai Cari Pelatih Mental
Salah satu komplain yang sering dilontarkan oleh Fabio terhadap Yamaha adalah proses produksi yang terlalu lambat terutama dibandingkan para pabrikan Eropa.
"Tidak bisa seperti sebelumnya di mana kami selalu terlambat enam bulan untuk segala hal," ujar pembalap bernomor start 20 itu.
"Anda tidak bisa menunggu tiga atau empat bulan, itu yang harus dimengerti oleh Yamaha. Memang hal kecil, tapi kalau dikumpulkan akan menjadi hal yang besar," tukasnya.
Yamaha sendiri belum mengumumkan rencana mereka untuk memanfaatkan hak konsesi yang mereka dapatkan tahun ini.
Tapi, rasanya Yamaha harus berusaha keras untuk melakukan testing sebanyak-banyaknya dalam periode konsesi ini.
Apalagi kalau pabrikan berlambang garpu tala tersebut tidak ingin tertinggal dari Honda, yang disebut-sebut mau melakukan 22 tes privat selama 2024
Selain itu, Fabio pun mengatakan kalau cara Yamaha memanfaatkan hak konsesi ini juga akan punya andil dalam memutuskan masa depannya bersama Yamaha.
"Saya perlu melihat bagaimana proyek ini berkembang dan bagaimana Yamaha, juga konsesinya, bekerja," ucapnya.
"Ketika memanfaatkan konsesi, biasanya anda harus bekerja dengan cepat sehingga hasilnya juga terlihat dengan cepat," lanjut Fabio.
"Ada banyak faktor dan saya pikir penting untuk mempertimbangkan semuanya," tutupnya.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR