"Tapi faktanya di MotoGP kau harus langsung kencang. Remy Gardner contohnya, ia menang Moto2 tapi setelah itu tahulah," jelasnya.
Jadi risikonya sangat tidak sepadan jika dirinya pindah ke tim satelit lain, meski mendapat dukungan motor terbaru Ducati.
"Ketika kau harus tampil kencang seketika, maka akan ada tekanan lebih ketika pindah tim, kau tak tahu apakah kau akan merasa sama, entah hubungan personalnya atau cara kerjanya seperti aku dengan kepala kru yang sekarang," sambungnya.
"Aku mungkin takkan bisa membawa Matteo Flamigni denganku. Feeling itu datang seketika. Sulit digambarkan, tapi kalian tahulah maksudku," sambungnya.
VR46 pun meyakinkan dirinya untuk bersabar dan menantikan saat yang tepat untuk pindah tim, yakni ke tim pabrikan, bukan tim satelit lain.
"Jadi kubilang kenapa aku harus pindah ke tim satelit lain? Tujuanku adalah tim pabrikan. Akademi selalu bekerja membangun mentalku untuk masuk ke tim pabrikan sejak debut Moto3," sambungnya.
"Mereka sudah melakukan banyak hal untukku, jadi kenapa aku harus pergi demi tim satelit lain?," jelas sang pembalap.
Jika Bezzecchi mampu tampil jauh lebih baik di MotoGP 2024, bukan tidak mungkin dirinya yang malah membuat Ducati kepincut untuk memasangnya di samping Pecco Bagnaia.
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | Speedweek.com |
KOMENTAR