GridOto.com - 7 hal yang dilakukan Daihatsu sehingga kena skandal uji keselamatan.
Daihatsu Motor Co., Ltd. mengakui telah memanipulasi pengujian keselamatan kendaraan (safety test) pada 64 model mobil selama tiga dekade (20/12/2023).
Pada hari yang sama Daihatsu mengumumkan menghentikan pengiriman semua produknya.
Lalu seminggu kemudian (28/12/2023), Daihatsu mesti menghentikan semua fasilitas produksinya di Jepang.
Skandal manipulasi uji keselamatan Daihastu pertama terungkap 28 April 2023.
Baca Juga: Terdampak Skandal Safety Daihatsu, Ini Spesifikasi Lengkap Toyota Rush
Saat itu Daihatsu mengumumkan ada prosedur yang tidak sesuai (procedural irregularities) ketika melakukan pengujian tabrak samping (side collision test) pada empat model mobil (Toyota Yaris Ativ, Perodua Axia, Toyota Agya, dan satu model yang sedang dikembangkan) yang dipasarkan di luar negeri (Thailand, Malaysia, Meksiko, dan Ekuador).
Kurang dari sebulan kemudian, tepatnya 19 Mei 2023, Daihatsu kembali mengumumkan adanya prosedur pengujian yang tidak sesuai pada pole side collision test Daihatsu Rocky HEV dan Toyota Raize HEV (Hybrid Electric Vehicle).
Dua kejadian ini membuat dibentuknya komite independen yang diketuai oleh Makoto Kaiami, seorang pengacara dari Otemachi Law Firm, untuk melakukan investigasi.
Selama lebih dari 6 bulan komite independen ini meneliti material relevan dari Daihatsu, melakukan 327 wawancara pada 147 orang, investigasi forensik data elektronik 37 eksekutif dan karyawan Daihatsu sampai inspeksi langsung ke lokasi.
Dari proses investigasi ini Komite Independen menemukan ada 174 penyimpangan prosedur yang dilakukan oleh Daihatsu.
Baca Juga: Daihatsu Stop Produksi Semua Mobilnya di Jepang Akibat Skandal
Perinciannya ada 28 kasus penyesuaian dan modifikasi yang tidak tepat (improper modification and adjustment), 143 kasus pernyataan palsu (False Statement of Test Result), dan 3 kasus manipulasi data asli (manipulation of original data).
Penyimpangan prosedur yang paling lama terjadi pada 1989 dan meningkat sejak tahun 2014.
Berikut ini sejumlah contoh penyimpangan prosedur pengujian kendaraan yang dilakukan Daihatsu sehingga terjerat skandal manipulasi uji keselamatan.
Oh ya, data-data ini diperoleh dari Executive Summary Investigation Report Komite Independen yang bisa dibaca secara lengkap di sini.
Baca Juga: Hasil Investigasi Skandal Safety Daihatsu, Ada Tiga Kasus Baru Ini
1. Modifikasi Door Trim Depan
Saat melakukan side collision test pada empat model mobil yang dipasarkan di luar negeri Daihatsu melakukan modifikasi pada unit tes.
Salah satunya dengan memotong bagian belakang door trim depan untuk mencegah terjadinya pecahan tajam pada saat terjadi benturan samping.
2. Tidak Melakukan Pole Side Collision Test Sesuai Aturan
Saat Pole Side Collision Test, Daihatsu hanya melakukan pengujian pada sisi penumpang saja (sebelah kiri).
Padahal seharusnya dilakukan pengujian juga pada sisi pengemudi (sebelah kanan).
Saat dilaporkan untuk proses sertifikasi, Daihatsu memasukkan data tes sisi penumpang untuk sisi pengemudi.
Baca Juga: Terseret Skandal Daihatsu, Intip Spesifikasi dan Harga Toyota Yaris Cross
3. Modifikasi Sistem Pengaktifan Airbag
Dalam pengujian tabrak samping (side collision test) seharusnya side airbag dan curtain shield airbag diaktifkan oleh airbag ECU ketika benturan terjadi (Self-Ignition).
Namun, karena pada saat pengujian airbag ECU belum dibuat, maka airbag diaktifkan menggunakan timer (Timer-Ignition).
4. Pemalsuan Data Headrest Rear Impact Test
Pada pengetesan benturan headrest belakang (headrest rear impact test) hanya dilakukan pengujian pada sisi penumpang saja.
Tidak dilakukan pengujian serupa pada headrest pengemudi karena dianggap tidak ada perbedaan material dengan headrest penumpang yang akan mempengaruhi performa.
Baca Juga: Kena Dampak Skandal Uji Keselamatan Daihatsu, Ini Spek Toyota Avanza
5. Pemalsuan Data Tes Kecepatan
Pada saat melakukan pedestrian head and leg protection test, kecepatan benturan (collision speed) yang dilakukan melampaui batas regulasi.
Namun, saat dilaporkan untuk proses sertifikasi kecepatan benturan sesuai dengan aturan.
6. Pemalsuan Data Tekanan Angin Ban
Saat melakukan speedometer test, tidak dilakukan pengujian ulang (retest) dengan ban bertekanan angin sesuai regulasi.
Dalam regulasi disebutkan dalam melakukan speedometer test tekanan angin ban mesti sesuai dengan tabel spesifikasi plus 20 kilopascal.
7. Mengganti Data Head Acceleration Penumpang
Data head acceleration penumpang saat frontal collision test yang disaksikan (witnessed test) diganti dengan data dari hasil tes latihan yang telah dilakukan duluan.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR