GridOto.com - Bukan Giorno+ atau Stylo, ternyata yang dihadirkan oleh PT Astra Honda Motor (AHM) pada Kamis (21/12) adalah EM1 e:.
Lebih tepatnya pengumuman harga dari motor listrik yang pertama dipamerkan pada khalayak ramai awal 2023 di IIMS, kemudian resmi dipasarkan pada Agustus di GIIAS 2023.
Menurut Susumu Mitsuishi, President Director AHM pemasaran EM1 e: untuk mendukung upaya Honda dalam rangka penjualan kendaraan bebas karbon di 2050, dan motor di 2040-an.
Selain pengumuman harga, pada acara yang diadakan di AHM Safety Riding & Training Center Deltamas, Jawa Barat ini juga sekalian ada sesi test ride.
Rutenya cukup lengkap, mulai dari kolam air, lintasan lurus, tanjakan dan turunan, serta jalur berliku.
Nah bagaimana impresi pertama mengendarainya? Yuk simak.
VARIAN & HARGA
Salah satu kejutan yang diberikan pada sesi pengumuman harga ini adalah ditambahkannya varian dari EM1 e:.
Jadi bukan hanya tersedia dalam versi standar, namun ada pula yang ketambahan embel-embel PLUS.
Diterangkan oleh Kaori Goto, Large Project Leader Honda EM1 e: Honda Motor Co. Ltd., yang PLUS bedanya ada tambahan rear carier yang bisa digunakan untuk membawa barang.
Baca Juga: Honda Umumkan Harga EM1 e: dan Penambahan Varian EM1 e: PLUS
Nah soal harga, diterangkan oleh Octavianus Dwi, Marketing Director AHM jika banderol EM1 e: adalah Rp 33 juta, sedang EM1 e: PLUS Rp 33,5 juta (OTR Jakarta).
“Itu sudah berikut subsidi pemerintah sebesar Rp 7 juta. Jadi kalau harga aslinya Rp 40 juta dan Rp 40,5 juta.”
Ketika resmi dijual di GIIAS 2023 silam, memang sudah dikasih perkiraan harga yaitu Rp 40-45 juta.
Bisa dapat subsidi pemerintah tentu karena sudah memenuhi kandungan lokal/Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 40%.
Menurut Thomas Wijaya, Executive Vice President Director AHM, TKDN 40% ini meliputi R&D, perakitan dan komponen motor yang selain bagian elektronik.
Tapi harap dicatat, harga tersebut belum termasuk charger, tapi tentu sudah dapat sebuah baterai.
Sedang charger-nya yang dinamakan Honda Power Pack Charger e: dijual secara terpisah sekitar Rp 5,9 juta.
Sehingga kalau berikut charger, harga EM1 e: jadi Rp 38,9 juta, sedang yang PLUS Rp 39,4 juta.
Untuk pilihan warnanya, yang EM1 e: ada 3; yaitu Innovative White, Intelligent Matte Black dan Smart Red. Sementara itu, EM1 e: PLUS hanya ada 1 warna, yaitu Excellent Matte Silver.
Baca Juga: Lihat Fitur Honda EM1 e: & EM1 e: PLUS Yang Dijual Rp 30 jutaan
DESAIN
Dari sisi desain, harus diakui EM1 e: ini sangat berbeda dari bentuk skutik Honda untuk pasar Indonesia pada umumnya, yang rata-rata kesannya sporty dengan garis bodi serba tajam. Yang biasanya pertama lihat bisa langsung bikin suka.
Sementara EM1 e: bentuknya malah seperti motor-motor listrik buatan China, identik dengan produknya Wuyang-Honda yaitu U-Go.
Mungkin karena EM1 e: ini untuk pasar global, jadi bukan spesial untuk pasar Indonesia.
Menurut Kaori Goto, konsepnya dibuat modern dan kompak, lalu yang jadi sasaran adalah para pengguna motor listrik pemula yang akan menggunakannya untuk jarak dekat. Pantas jika dimensinya kecil layaknya BeAT.
Kalau diperhatikan, garis bodi EM1 e: kesannya memang simpel tapi kaku dan enggak konsisten. Malah bodi belakang tampak terlalu besar serta buntung tanpa sepatbor, jomplang dengan area depan yang ramping dan sisi depan kesannya pesek. Apalagi ukuran diameter rodanya belang, depan 90/90-12, sementara belakang 100/90-10.
Semoga saja motor listrik model kedua berikutnya lebih bagus!
FITUR & TEKNOLOGI
Membahas fitur dan teknologi yang ada di EM1 e:, ternyata termasuk sederhana untuk sebuah skutik dengan harga mencapai Rp 33 juta.
Dengan harga yang sama, sudah bisa dapat Honda PCX 160 tipe CBS, malah kalau beli berikut charger sudah bisa dapat PCX 160 yang ABS, yang fiturnya seabreg!
Lihat saja dari yang paling sederhana, EM1 e: ini masih mengadopsi kunci kontak konvensional berpengaman magnet seperti milik BeAT, belum pakai keyless.
Baca Juga: Sejarah, Honda Akhirnya Produksi Motor Listrik di Indonesia, Ini Dia EM1 e: dan EM1 e:Plus
Malah ketika dirasakan, kontaknya kalah mantap dari milik BeAT, lantaran anak kuncinya sangat ringan dan kontaknya sendiri kurang solid. Seperti kunci motor buatan China.
Geser ke panel instrumennya, modelnya mirip milik Genio. Pakai rumah bulat, di tengahnya ada layar berbentuk segi panjang yang isinya ada info kecepatan, odometer, jam, tripmeter, dan kapasitas baterai. Ada pula info “push start” sebagai pertanda kalau “mesin” siap dinyalakan.
Pada bagian atasnya ada 2 tulisan, yaitu Ready untuk menandakan motor siap jalan, dan Econ yang menandakan riding mode yang dipilih.
Jadi kalau lambang Econ menyala pakai yang hemat, kalau mati menggunakan yang standar.
Sementara di bawah layar ada info lampu sein kiri dan sein kanan, lampu jauh dan lambang tanda seru untuk peringatan jika ada masalah.
Ada pula sebuah tombol, yang untuk memilih menampilkan antara odometer, tripmeter dan jam.
Masih di area setang, di sisi kanan ada 2 buah sakelar, pertama yang untuk memilih riding mode, satu lagi untuk starter, sedangkan di setang kiri terdapat tombol lampu jauh-dekat, lampu sein dan klakson.
Baca Juga: Resmi Diluncurkan, Ini yang Bedakan Honda EM1 e: Dengan EM1 e: Plus
Pada area bawah setang selain ada kontak, di dekatnya terdapat power outlet model USB, dengan spek 5 Volt 2,1 Ampere.
Pada area tengah ada sebuah gantungan barang, sementara di bawah setang kiri terdapat tempat botol.
Selain itu, juga terdapat bagasi di balik jok, tepatnya di bagian sisi belakang. Dimensinya enggak begitu luas, karena mayoritas area depannya dipakai untuk tempat baterai.
Kalau kurang, tentunya bisa meletakkan barang bawaan di dek yang dimensinya termasuk panjang dan sangat rata.
Oiya khusus EM1 e: PLUS, ada rak di bagian belakang. Selain bisa untuk mengikat barang, bisa pula sebagai dudukan top box.
Balik ke batok setang, pada bagian depan terdapat lampu sein yang pakai LED 3 titik. Bentuknya sekilas mengingatkan kita pada Suzuki Avenis 125.
Sementara lampu utama berada di bagian dada, yang tentunya juga sudah LED dan dilengkapi DRL. Di dalamnya terbagi dalam 2 bagian, untuk lampu dekat pakai yang sisi bawah, lampu jauh yang atas.
Baca Juga: Honda Berikan Garansi Buat Motor Listrik EM1 e: dan EM1 e: Plus, Intip Rinciannya
Lampu rem dan sein belakang tentunya juga sudah pakai jenis LED, yang bentuknya dibikin tipis kotak memanjang, berada tepat di bawah behel.
Nah membahas rem, depan andalkan cakram 190 mm pakai kaliper Nissin 1 piston, sedang belakang masih model teromol.
Tapi khas skutik Honda, dilengkapi juga dengan fitur CBS, dan di handel rem belakang terdapat parking brake lock.
Pada standar samping, tentunya juga ada side stand switch. Nah yang tak biasa, letak standar samping ternyata lebih ke belakang dibanding milik BeAT atau Vario.
Standar tengahnya ketika dicoba pengoperasiannya sangat ringan, tentu selain karena bobot motor yang cukup enteng, juga karena tuas pengungkitnya panjang.
RIDING POSITION & HANDLING
Ukuran EM1 e: kecil, enggak beda jauh jika dibanding BeAT, cuma sedikit lebih pendek.
EM1 e: memiliki panjang x lebar x tinggi 1.795 x 680 x 1.080 mm, kalau yang PLUS karena ada tambahan behel, panjangnya 1.860 mm. Sedang BeAT 1.877 x 669 x 1.074 mm. Enggak beda jauh kan?
Tapi meski kecil, bobot EM1 e: ternyata lebih berat. Berdasarkan data terkini, EM1 e: 94 kg, sedangkan EM1 e: PLUS 96 kg.
Jadi lebih berat 5 kg dan 7 kg dari BeAT yang hanya 89 kg. Maklum rangka EM1 e: jenis underbone pakai pipa bulat.
Baca Juga: Garansi 5 Tahun, Motor Listrik Honda EM1 e: Pakai Rangka Jenis Ini
Ketika coba dinaiki, bisa dipastikan EM1 e: akan sangat ramah untuk pengendara pemula, seperti ibu rumah tangga atau anak remaja, karena tinggi joknya hanya 740 mm persis dengan BeAT.
Jadi buat yang tingginya kisaran 160 cm pun dijamin enggak akan kesulitan menaikinya.
Saat duduk, yang langsung bisa dirasakan adalah nyaman! Karena joknya punya dimensi yang lebar dan busanya tebal, sehingga terasa sangat empuk. Beda jauh kalau dibanding BeAT yang sangat sempit.
Posisi berkendara yang ditawarkan juga mirip BeAT, karena deknya tinggi sehingga buat yang punya postur lebih dari 170 cm pasti kaki jadi terasa nangkring, kalau perjalanan lama biasanya akan lekas pegal.
Sisi positifnya dek EM1 e: ini ternyata sangat panjang, untuk sepatu ukuran 45 sekalipun pasti terasa lega. Misal mau dipakai untuk angkut barang seperti galon air pun pasti bisa muat.
Bagaimana dengan handlingnya? Ternyata meski bobotnya lebih berat dari BeAT, kalau dirasakan malah kesannya lebih ringan dan tentunya sangat lincah! Sama sekali enggak ada kesulitan saat dipakai meliak-liuk di lintasan yang disajikan.
Baca Juga: Mau Bawa Pulang Motor Listrik Honda EM1 e: Cuma Bisa Dipesan di Dealer Khusus Berlogo Ini
Redaman suspensinya juga patut diacungi jempol. Empuk banget! Jadi kesan pertama yang dirasakan sangat nyaman. Rasanya lebih empuk dari suspensi milik BeAT.
Oiya untuk depan andalkan suspensi teleskopik dengan ukuran as yang tampak besar, sehingga kesannya kekar. Sedang suspensi belakang model ganda tanpa setelan.
PERFORMA
Selain tentang desain, ganjalan EM1 e: adalah performa. Dengan harga Rp 33 juta, kemampuan penggeraknya termasuk sangat kecil.
Andalkan motor listrik tipe brushless 3 phase yang berada di teromol atau tipe hub, yang tenaga maksimalnya cuma 1,7 kW atau 2,3 dk di 540 rpm. Malah kalau rated power hanya 0,58 kW atau 0,8 dk.
Padahal di harga yang sama atau bahkan lebih murah seperti Gesits G1, punya motor listrik dengan tenaga maksimal 5 kW dan rated power 2 kW.
Tapi kalau melihat angka klaim torsi EM1 e: memang sangat besar, 90 Nm. Namun didapat di 25 rpm, berarti sesaat ketika mulai jalan saja.
Dengan tenaga sekecil itu bagaimana performanya? Tentu saja sangat kalem! Sejak buka gas keluaran tenaga benar-benar terasa pelan.
Digas sampai mentok di lintasan lurus hanya dapat 49 km/jam. Lumayan sih ternyata bisa sedikit di atas klaim Honda.
Baca Juga: Harga Baterai Motor Listrik Honda EM1 e: Ternyata Tembus Segini
Tapi kalau di jalan raya kecepatan segitu tentu jadi terasa sangat pelan. Malah cenderung jadi berbahaya kalau dipakai ke jalan yang kondisinya lancar.
Kalau digas di tempat pakai standar tengah mentok 52 km/jam.
Itu pakai riding mode yang standar, kalau ganti yang Econ beda lagi. Tarikan awal memang hanya beda tipis, tapi seiring naiknya kecepatan akan terasa semakin lemot.
Tentunya biar irit penggunaan listriknya, sehingga jarak tempuh bisa lebih jauh.
Jadi bisa dibilang performanya memang lebih cocok buat jarak dekat di lingkup terbatas, yang tak perlu kecepatan tinggi dan jarak dekat.
Atau cocok pula bagi pengendara pemula yang memang tak butuh kecepatan tinggi. Atau di kondisi jalan yang memang selalu macet.
Oiya khas motor listrik, naik EM1 e: ini sangat beda dibanding motor bermesin bakar. Utamanya karena tak ada suara dan tak ada getaran. Sangat senyap dan halus!
Keluaran tenaga yang terbilang halus, enggak mengentak mengagetkan seperti yang sering dirasakan di motor listrik murah, tentunya karena pakai “controller” yang bagus.
Baca Juga: Seberapa Tinggi Honda EM1 e: Bisa Menanjak? Begini Penjelasan AHM
Pada EM1 e: ini memang menarik, karena sistemnya agak beda jika dibanding motor listrik kebanyakan.
Paling mudah, masih pakai 2 buah kabel gas. Biasanya motor listrik tak pakai, langsung seperti motor yang dilengkapi Throttle By Wire.
Menurut Kaori Goto, di EM1 e: kedua kabel gas terhubung pada Axel Position Sensor yang diletakkan di dekat komstir.
Dari sana inputnya diumpan ke controller alias PCU (Power Control Unit), di komponen yang merupakan otaknya motor ini juga diolah arus DC dari baterai menjadi AC menuju motor listrik yang di roda.
Semua komponen kelistrikan diklaim aman atau kuat dari air, bisa melintasi genangan setinggi 30 cm.
Makanya di sesi tes juga diajak melewati kolam air, untuk menunjukkan kalau tak masalah dipakai lewat genangan.
BATERAI & PENGISIAN
Sebagai sumber tenaga, EM1 e: andalkan sebuah beterai lithium-ion bernama Honda Mobile Power Pack e: buatan India.
Baca Juga: Honda EM1 e: Masih Perlu Servis ke AHASS, Ini yang Dikerjakan Mekanik
Spesifikasinya punya tegangan 50,26 Volt, kapasitas 29,4 Ah atau 1.494 Wh. Diklaim bisa untuk menempuh jarak 41,1 km. Pendek ya! Benar-benar untuk kendaraan jarak dekat.
Harga baterainya saja kisaran Rp 10 juta. Bobotnya 10,2 kg, di bagian atas sudah dilengkapi pegangan, jadi bisa diangkat pakai 1 tangan.
Pemasangannya di motor dikasih pengunci yang sangat solid, sehingga bisa dipastikan baterai tak akan terguncang meski lewat jalan tak rata.
Untuk pengisian ulang, hanya bisa dilakukan secara off-board alias baterai harus dilepas dari motor. Tak ada opsi langsung mengisi ulang di motor.
Mengisi ulang baterai bisa pakai Honda Power Pack Charger e: yang berbobot 5,3 kg dan dibanderol sekitar Rp 5,9 juta.
Daya yang dibutuhkan ternyata kecil, cuma 400 Watt, jadi rumah dengan daya 1.300 Watt mestinya aman.
Karena daya kecil, maka jangan heran jika proses isi ulang berlangsung lama. Menurut Kaori Goto dari 25-75% perlu waktu 2,7 jam, “0-100 persen 6 jam,” imbuhnya.
Baca Juga: Honda EM1 e: Masih Perlu Servis ke AHASS, Ini yang Dikerjakan Mekanik
Selain itu, ada pula opsi tukar baterai pakai Honda e: Swap. Akan ada stasiun penukaran baterai, khususnya di AHASS dengan tanda khusus Honda e: Shop yang saat ini baru ada di seputaran Jakarta.
Menurut Hisashi Murakami, President Director HPP Energy Indonesia, proses tukar baterai ini menggunakan aplikasi bernama Honda e: Swap.
Pada aplikasi ini akan menampilkan peta lokasi tempat tukar baterai, selain tentunya untuk transaksi.
Sekali tukar, biayanya Rp 8 ribu per energi atau per baterai. Jika satu baterai bisa untuk 41,1 km, berarti biaya per km adalah Rp 194,6.
Mirip dengan biaya Honda BeAT pakai Pertalite yang satu liternya bisa untuk sekitar 51 km.
Data spesifikasi:
P x L x T: 1.795 x 680 x 1.080 mm (EM1 e:)
1.860 x 680 x 1.080 mm (EM1 e: PLUS)
Jarak sumbu roda: 1.300 mm
Jarak terendah: 135 mm
Tinggi tempat duduk: 740 mm
Bobot kosong: 94 kg (EM1 e:), 96 kg (EM1 e: PLUS)
Tipe motor: In-Wheel Brushless Motor
Power maksimal: 2,3 dk (1,7 kW) @ 540 rpm
Torsi maksimal: 90 Nm @ 25 rpm
Rated power: 0,58 kW
Tipe baterai: Lithium-ion
Voltase baterai: 50,26 V
Kapasitas baterai: 29,4 Ah
Bobot baterai: 10,2 kg
Waktu pengisian baterai: (0-100%) 6 jam / (25-75%) 2,7 jam
Tipe rangka: Underbone
Ukuran ban depan: 90/90-12 44J
Ukuran ban belakang: 100/90-10 56J
Rem depan: Cakram Hidolik 190 mm kaliper 1 piston
Rem belakang: Tromol
Sistem pengereman: Combi Brake System
Tipe suspensi depan: Teleskopik
Tipe suspensi belakang: Ganda
Jarak tempuh: 41,1 km (WMTC Mode)
Kecepatan maksimal: 45 km/jam
Baca Juga: Meski Tahan Air, Honda EM1 e: Enggak Disarankan Cuci Steam, Ini Alasannya
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR