Redaman suspensinya juga patut diacungi jempol. Empuk banget! Jadi kesan pertama yang dirasakan sangat nyaman. Rasanya lebih empuk dari suspensi milik BeAT.
Oiya untuk depan andalkan suspensi teleskopik dengan ukuran as yang tampak besar, sehingga kesannya kekar. Sedang suspensi belakang model ganda tanpa setelan.
PERFORMA
Selain tentang desain, ganjalan EM1 e: adalah performa. Dengan harga Rp 33 juta, kemampuan penggeraknya termasuk sangat kecil.
Andalkan motor listrik tipe brushless 3 phase yang berada di teromol atau tipe hub, yang tenaga maksimalnya cuma 1,7 kW atau 2,3 dk di 540 rpm. Malah kalau rated power hanya 0,58 kW atau 0,8 dk.
Padahal di harga yang sama atau bahkan lebih murah seperti Gesits G1, punya motor listrik dengan tenaga maksimal 5 kW dan rated power 2 kW.
Tapi kalau melihat angka klaim torsi EM1 e: memang sangat besar, 90 Nm. Namun didapat di 25 rpm, berarti sesaat ketika mulai jalan saja.
Dengan tenaga sekecil itu bagaimana performanya? Tentu saja sangat kalem! Sejak buka gas keluaran tenaga benar-benar terasa pelan.
Digas sampai mentok di lintasan lurus hanya dapat 49 km/jam. Lumayan sih ternyata bisa sedikit di atas klaim Honda.
Baca Juga: Harga Baterai Motor Listrik Honda EM1 e: Ternyata Tembus Segini
Tapi kalau di jalan raya kecepatan segitu tentu jadi terasa sangat pelan. Malah cenderung jadi berbahaya kalau dipakai ke jalan yang kondisinya lancar.
Kalau digas di tempat pakai standar tengah mentok 52 km/jam.
Itu pakai riding mode yang standar, kalau ganti yang Econ beda lagi. Tarikan awal memang hanya beda tipis, tapi seiring naiknya kecepatan akan terasa semakin lemot.
Tentunya biar irit penggunaan listriknya, sehingga jarak tempuh bisa lebih jauh.
Jadi bisa dibilang performanya memang lebih cocok buat jarak dekat di lingkup terbatas, yang tak perlu kecepatan tinggi dan jarak dekat.
Atau cocok pula bagi pengendara pemula yang memang tak butuh kecepatan tinggi. Atau di kondisi jalan yang memang selalu macet.
Oiya khas motor listrik, naik EM1 e: ini sangat beda dibanding motor bermesin bakar. Utamanya karena tak ada suara dan tak ada getaran. Sangat senyap dan halus!
Keluaran tenaga yang terbilang halus, enggak mengentak mengagetkan seperti yang sering dirasakan di motor listrik murah, tentunya karena pakai “controller” yang bagus.
Baca Juga: Seberapa Tinggi Honda EM1 e: Bisa Menanjak? Begini Penjelasan AHM
Pada EM1 e: ini memang menarik, karena sistemnya agak beda jika dibanding motor listrik kebanyakan.
Paling mudah, masih pakai 2 buah kabel gas. Biasanya motor listrik tak pakai, langsung seperti motor yang dilengkapi Throttle By Wire.
Menurut Kaori Goto, di EM1 e: kedua kabel gas terhubung pada Axel Position Sensor yang diletakkan di dekat komstir.
Dari sana inputnya diumpan ke controller alias PCU (Power Control Unit), di komponen yang merupakan otaknya motor ini juga diolah arus DC dari baterai menjadi AC menuju motor listrik yang di roda.
Semua komponen kelistrikan diklaim aman atau kuat dari air, bisa melintasi genangan setinggi 30 cm.
Makanya di sesi tes juga diajak melewati kolam air, untuk menunjukkan kalau tak masalah dipakai lewat genangan.
BATERAI & PENGISIAN
Sebagai sumber tenaga, EM1 e: andalkan sebuah beterai lithium-ion bernama Honda Mobile Power Pack e: buatan India.
Baca Juga: Honda EM1 e: Masih Perlu Servis ke AHASS, Ini yang Dikerjakan Mekanik
Spesifikasinya punya tegangan 50,26 Volt, kapasitas 29,4 Ah atau 1.494 Wh. Diklaim bisa untuk menempuh jarak 41,1 km. Pendek ya! Benar-benar untuk kendaraan jarak dekat.
Harga baterainya saja kisaran Rp 10 juta. Bobotnya 10,2 kg, di bagian atas sudah dilengkapi pegangan, jadi bisa diangkat pakai 1 tangan.
Pemasangannya di motor dikasih pengunci yang sangat solid, sehingga bisa dipastikan baterai tak akan terguncang meski lewat jalan tak rata.
Untuk pengisian ulang, hanya bisa dilakukan secara off-board alias baterai harus dilepas dari motor. Tak ada opsi langsung mengisi ulang di motor.
Mengisi ulang baterai bisa pakai Honda Power Pack Charger e: yang berbobot 5,3 kg dan dibanderol sekitar Rp 5,9 juta.
Daya yang dibutuhkan ternyata kecil, cuma 400 Watt, jadi rumah dengan daya 1.300 Watt mestinya aman.
Karena daya kecil, maka jangan heran jika proses isi ulang berlangsung lama. Menurut Kaori Goto dari 25-75% perlu waktu 2,7 jam, “0-100 persen 6 jam,” imbuhnya.
Baca Juga: Honda EM1 e: Masih Perlu Servis ke AHASS, Ini yang Dikerjakan Mekanik
Selain itu, ada pula opsi tukar baterai pakai Honda e: Swap. Akan ada stasiun penukaran baterai, khususnya di AHASS dengan tanda khusus Honda e: Shop yang saat ini baru ada di seputaran Jakarta.
Menurut Hisashi Murakami, President Director HPP Energy Indonesia, proses tukar baterai ini menggunakan aplikasi bernama Honda e: Swap.
Pada aplikasi ini akan menampilkan peta lokasi tempat tukar baterai, selain tentunya untuk transaksi.
Sekali tukar, biayanya Rp 8 ribu per energi atau per baterai. Jika satu baterai bisa untuk 41,1 km, berarti biaya per km adalah Rp 194,6.
Mirip dengan biaya Honda BeAT pakai Pertalite yang satu liternya bisa untuk sekitar 51 km.
Data spesifikasi:
P x L x T: 1.795 x 680 x 1.080 mm (EM1 e:)
1.860 x 680 x 1.080 mm (EM1 e: PLUS)
Jarak sumbu roda: 1.300 mm
Jarak terendah: 135 mm
Tinggi tempat duduk: 740 mm
Bobot kosong: 94 kg (EM1 e:), 96 kg (EM1 e: PLUS)
Tipe motor: In-Wheel Brushless Motor
Power maksimal: 2,3 dk (1,7 kW) @ 540 rpm
Torsi maksimal: 90 Nm @ 25 rpm
Rated power: 0,58 kW
Tipe baterai: Lithium-ion
Voltase baterai: 50,26 V
Kapasitas baterai: 29,4 Ah
Bobot baterai: 10,2 kg
Waktu pengisian baterai: (0-100%) 6 jam / (25-75%) 2,7 jam
Tipe rangka: Underbone
Ukuran ban depan: 90/90-12 44J
Ukuran ban belakang: 100/90-10 56J
Rem depan: Cakram Hidolik 190 mm kaliper 1 piston
Rem belakang: Tromol
Sistem pengereman: Combi Brake System
Tipe suspensi depan: Teleskopik
Tipe suspensi belakang: Ganda
Jarak tempuh: 41,1 km (WMTC Mode)
Kecepatan maksimal: 45 km/jam
Baca Juga: Meski Tahan Air, Honda EM1 e: Enggak Disarankan Cuci Steam, Ini Alasannya
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR