GridOto.com - Cuci mobil jadi persiapan mendasar jika mobil ingin terlihat bersih saat libur Nataru.
Saat libur Nataru tetap bersih, begini cara cuci mobil yang benar.
Cuci mobil secara asal malah bisa menimbulkan masalah lain seperti baret halus atau tidak bersih maksimal saat ingin digunakan selama libur Nataru.
Hariadi, Asst. to Service Dept. Head PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) menyebutkan cara cuci mobil yang benar dimulai dari bagaimana proses membersihkannya.
"Cuci mobil dimulai dari area bawah dan roda mobil baru ke bodi mobil," sebut Hariadi.
Kotoran di bagian bawah mobil punya ukuran partikel yang lebih besar seperti kerikil, aspal, atau tanah.
Baca Juga: Ubahan Simpel Audio Mobil Dengar Musik Saat Libur Nataru Lebih Enak
Area bawah mobil juga paling terekspos kotoran dari permukaan jalan.
Perlu dibersihkan lebih dulu karena tingkat kesulitan hilangnya lebih besar serta risiko membuat baret cat mobil tinggi.
"Bagian bawah bersih menghindari risiko kotorannya naik ke atas saat proses pengusapan," ujar Hariadi.
Selama proses pengusapan juga perhatikan arah gerak mengusapnya.
"Mengusap bodi harus dengan gerakan searah baik vertikal atau horizontal, bukan memutar (spiral)," ungkap Hariadi.
"Gerakan memutar hanya akan memusatkan kumpulan kotoran yang berisiko menghasilkan gesekan ke permukaan cat mobil," jelasnya.
Baca Juga: Pakar Kasih Tips Buat yang Mau Libur Nataru Lewat Jalur Selatan Jawa
Steven Khisti, pemilik workshop detailing GlistenWork, Gading Serpong, Tangerang menyarankan dalam proses cuci mobil menggunakan dua wadah terpisah untuk membasuh dan membilas.
"Wash mitt atau spons yang digunakan setelah membilas mobil menyimpan kotoran sehingga perlu dibilas di wadah lain," beber Steven.
"Jika pakai wadah yang sama kotoran tersebut bisa ikut kembali untuk membasuh bodi mobil," terusnya.
Begitu juga saat proses mengusap bodi mobil, lakukan dari atas ke bawah.
"Semakin ke bawah kotorannya semakin besar, kalau naik turun bodi mobil bisa banyak goresan dari kotoran yang besar," jelas Steven.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR