Namun, ia bisa mengatakan kalau pihaknya juga akan mengincar tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang bisa membawa GWM Ora 03 mendapatkan subsidi mobil listrik.
Dengan demikian, bisa dibilang kalau Inchape mengincar angka 40 persen yang menjadi syarat mendapatkan subisdi mobil listrik.
"Saya pikir ini tidak sulit karena kalau bicara baterai, sudah ada CATL dan bagi kami hal itu adalah poin plus," ucap Shao Tze.
Sebagai informasi, CATL (Contemporary Amperex Technology Co., Limited) adalah raksasa produsen baterai asal China yang telah berinvestasi untuk membangun pabrik baterai EV di Indonesia.
Kedua model GWM tadi sendiri akan diproduksi secara lokal di pabrik milik Inchcape Indonesia di Wanaherang, Bogor yang lebih dulu dikenal sebagai lokasi pembuatan mobil dan mobil besar Mercedes-Benz.
Setelah perusahaan patungannya dengan Indomobil mengakusisi Mercedes-Benz Indonesia pada Maret 2023 lalu, fasilitas produksi tersebut pun kini turut menjadi milik Inchcape.
"Kompleks Wanaherang masih punya lahan yang bisa dimanfaatkan untuk lini produksi tambahan, rencananya dua model GWM tadi akan diproduksi di sana juga," kata Shao Tze.
"Penjualan sendiri akan dilakukan paling cepat pada Maret, akhir kuartal pertama 2024," tambahnya.
Sebelum produksi lokal dilakukan, mobil listrik GWM Ora 03 akan diimpor secara utuh (CBU) terlebih dahulu dari Thailand.
Sedangkan untuk awal-awal produksi lokal, Shao Tze mengatakan kalau Inchcape masih akan mengimpor baterai untuk mobil listrik mereka.
Setidaknya hingga pabrik baterai EV milik CATL yang rencananya akan berada di Maluku Utara mulai beroperasi.
Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR