GridOto.com - Mantan murid Valentino Rossi, Nicolo Bulega, mengungkap pengaruh besar omongan orang terhadap karier balapnya di MotoGP.
Nicolo Bulega mengaku bahwa omongan orang-orang telah menghancurkan kariernya di Grand Prix, sebelum akhirnya terselamatkan karena beralih ke WorldSSP.
Bulega yang tahun 2024 menjadi tandem Alvaro Bautista di WorldSBK, mengaku semua bermula saat namanya melambung pada 2015 silam.
Saat itu pembalap berjuluk BuleGas ini berhasil memenangkan titel CEV Moto3, dan membuat namanya langsung melambung sebagai pembalap masa depan.
Baca Juga: Kena PHP VR46 Racing Team dan Valentino Rossi, Fermin Aldeguer Ambil Hikmahnya
"Ketika aku menang kejuaraan dunia balap junior pada 2015, semua orang bilang tentang aku sebagai juara MotoGP masa depan," kata pembalap Italia ini, dilansir GridOto.com dari Motosan.es.
Sejak saat itu Bulega mendapat ekspektasi tinggi dari banyak orang, termasuk penggemar balap Italia dan media-media besar.
Hal itu mempengaruhi pikirannya, dan malah membuat kariernya tidak berjalan mulus sejak saat itu.
"Terlalu banyak hal yang seharusnya tak ingin aku dengar. Mereka memberikan tekanan lebih kepadaku, yang tak kuperlukan saat itu, aku masih sangat muda," tegas Bulega.
Baca Juga: Sah! Ini Keputusan Ducati Soal Tukar Posisi Jorge Martin dan Enea Bastianini
"Ketika 16 tahun, tahun pertamaku di Grand Prix, aku hanya ingin bersenang-senang dengan motor. Mungkin aku hanya tidak siap dengan banyak sekali tekanan," tegasnya.
Status sebagai pembalap akademi VR46 milik Valentino Rossi juga tidak membuat semuanya menjadi lebih baik.
Bahkan tekanan semakin berat hingga kariernya jalan di tempat, kemudian memutuskan pergi dari akademi pada 2019 bersama Lorenzo Baldassarri dan Dennis Foggia.
Bulega mengaku beruntung, ia masih mendapat kesempatan untuk balapan di WorldSSP setelah tidak ada yang berminat dengannya di Moto2.
Baca Juga: Lama Tidak Terdengar, Yamaha Jupiter MX 135 Malah Laris di Pulau Ini
"Saat itu harusnya aku menikmati balapan, atau pergi ke trek. Ya begitulah yang terjadi padaku. Dua musim terakhir di Moto2 sangat buruk, aku datang ke WorldSSP dengan situasi buruk karena aku tak siap balapan," lanjutnya.
"Ketika aku tiba di WorldSSP, aku tahu ini kesempatan terakhirku untuk menjadi pembalap profesional, mungkin kesempatan kedua dalam hidupku," jelasnya.
Ia pun bersyukur dan berterima kasih kepada timnya, yang telah mengantarkannya menjadi juara WorldSSP 2023 dan kini sedang mempersiapkan debutnya di kelas premier WorldSBK.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
Sumber | : | Motosan.es,worldsbk.com |
KOMENTAR