GridOto.com - Bodi motuba (mobil tua bangka) sudah karatan dan keropos, begini tahapan repair yang tepat.
Tentu saja ini dilakukan dengan tujuan merestorasi mobil lantaran memiliki value tertentu atau memang masih sering digunakan.
Biasanya motuba dengan value tertentu ini merupakan mobil hobi dan mobil koleksi.
Sebut saja beberapa mobil massal sejak 1970-an hinggan 1990-an yang relatif masih tersedia suku cadangnya meskipun cukup sulit dicari.
Nah, beberapa bagian yang keropos ini biasanya terjadi di titik-titik tertentu seperti dek (lantai), fender, atap, dan sebagainya.
Baca Juga: Dua Komponen di Kabin Bisa Buat Acuan Mengkorfirmasi Kilometer Motuba
"Bagian-bagian kaya atap, fender, terus juga lantai, itu sering banget jadi titik dimana keropos itu terjadi," ucap Adi Perkasa, bos Aruna Custom Project.
"Itu biasanya kalau yang keropos sampai berlubang terus tepi lubangnya biasanya karatan kan, itu kita potong dulu sesuai sama ukuran lubangnya," sambung Adi.
Ini masih tahapan awal untuk menangani bodi motuba yang telah keropos.
"Karena gak mungkin kita ganti semua kan, atau gak mungkin juga kita beli bodi baru," ucapnya menukas.
"Jadi kita selamatkan yang masih bisa diselamatkan biar gak terlalu banyak juga yang diganti," lanjut Adi menerangkan.
Baca Juga: Ini Alasan Kenapa Mobil Tua Original Paint Punya Nilai Jual Tinggi
Nah untuk mengisi lubang tersebut maka plat besi pun digunakan, biasanya dengan ketebalatan 0,8 mm atau lebih.
"Biasanya malah kita pakai lebih tebal dari 0,8 mm kalau buat restorasi," kata Diki, bos Arland Garage.
"Tapi tergantung pada ketebalan pelat bodinya juga sih. Kalau di Hardtop kan cukup tebal tuh," sambung Diki menjelaskan.
Lalu pelat besi ditempel dengan proses pengelasan yang merata dan memastika ulas agar tidak ada celah kebocoran.
Proses selanjutnya yakni dengan mengelas pelat besi yang sudah disesuaikan bentuk dan kepresisiannya dengan bodi.
Dan proses terakhir sebelum menuju repaint dipasangkan juga dempul untuk meratakan bentuk kulit jeruk pada permukaan besi sehingga pengaplikasiannya tidak terlalu tebal.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR