Pada kecepatan tinggi, cornering, braking, mobil ini lebih baik dari harapan saya. Cuma ya seperti Honda lain, suspensinya berasa keras atau disebut ala sporty.
Saya ingat briefing Mitani-san sebelum test, ada filosofi Honda dynamics, control dan reabilitas. Misalnya timbul perasaan senang karena kesenyapan karena motor listrik baru hingga mounting baru
Kontribusi stabilitas disumbang dari baterai Io CoG sampai rigiditas bodi. Faktor halus timbul dari lonjakan torsi motor listrik yang enggak menyentak, rem regenerative dan dudukan motor listrik.
Terakhir Honda sensing sebagai pendukung fitur keamanan. Oh iya, seperti halnya Honda lain masih ada proporsi antara man and machine. Dimana faktor manusia diprioritaskan dalam desain.
Kira-kira kapan masuk ini barang ke Indonesia? Yusak Billy, Business Innovation, Sales & Marketing Director Honda Prospect Motor(HPM), menjawab diplomatis.
Intinya SUV BEV ini butuh proses panjang. Saat ini hanya dibuat di China dan Indonesia tidak ada history impor Honda dari China. Jika negara ASEAN berminat mungkin akan ada negara yang akan membuatnya. Misalnya antara Thailand atau Indonesia.
Namun harus tetap ada pertimbangan skala produksi agar ekonomis. Jika mobil bermesin bakar atau ICE, sebagai contoh minimal ada di 30 ribu unit/tahun. Belum menghitung harganya yang cukup kompleks.
Ya udah, gmana kalo HR-V hybrid dulu? Upps..
Editor | : | Pilot |
KOMENTAR