Mulai dari sebelum 2.000 rpm ketika gas dibuka, ternyata torsinya sudah besar, lebih dari 17 Nm dan puncaknya terekam sebesar 18,15 Nm di 3.290 Nm.
Nah torsi besar itu terus bertahan sampai sekitar 6.200 rpm, baru kemudian perlahan menurun.
Sementara untuk tenaga di roda tampak naik secara linear dari bawah, hingga mencapai puncaknya sebesar 16,99 dk di 7.690 rpm, dan kemudian turun hingga kena limiter.
Dari karakter tenaga juga tergambar jika mesin Ronin memang bukan untuk kebut-kebutan, karena powerband sempit, bisa dilihat dari grafiknya setelah 8.000 rpm baik tenaga maupun torsi sudah turun. Apalagi putaran maksimal mentok di 9.300 rpm saja!
Enggak heran juga jika top speed yang diraih biasa saja, untuk motor bermesin 225 cc tergolong rendah.
Dari hasil tes di lintasan sekitar 1,5 km di spidometernya mentok di angka 133 km/jam, sementara pada Racebox terekam 123,8 km/jam.
Dari hasil angka itu juga menunjukkan jika deviasi angka spidometer Ronin tergolong rendah, hanya 9,2 km/jam atau kalau dihitung persentasenya cuma 7,4% saja.
Bagaimana dengan akselerasinya? Ternyata juga biasa saja, karena setaranya justru dengan sport retro modern 155 cc yaitu Yamaha XSR 155.
Karena meski tenaga dan torsi Ronin lebih besar, namun bobotnya berat. Jadi secara power to weight ratio hampir sama.
Baca Juga: Mirip Motor Matic, Electric Starter TVS Ronin Jadi Halus Berkat Ini
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR