Sementara itu, saat jalan menurun, transmisi secara otomatis akan mengurangi tenaga hingga 10 persen dan memberikan efek engine brake. Jadi, mobil dapat lebih mudah bermanuver di tanjakan dan turunan.
"Ketika pedal gas kita injak penuh, transmisinya akan melakukan step-up. Jadi, sensasinya seperti menggunakan transmisi dengan 8 mode percepatan. Namun, ketika kecepatan mobil cenderung pelan, transmisi akan menggeser rasio giginya menjadi stabil," papar Tamura.
Ketika di tes berkendara oleh tim GridOto di lintasan Bridgestone Proving Ground Track, transmisi CVT Mitsubishi XFORCE terbukti memiliki respons yang cepat untuk mendeteksi kondisi jalan yang dilaluinya.
Saat dibawa melintasi jalanan bergelombang dengan mode berkendara Gravel, misalnya, mobil dapat menyesuaikan akselerasi sehingga pedal gas tetap terasa empuk ketika mobil ditambah kecepatannya.
Sedangkan saat pedal gas dilepas, perpindahan rasio gigi pun terasa halus tanpa membuat mobil terentak, meski kondisi lintasan bergelombang.
Dengan transmisi CVT yang responsif, pengalaman berkendara Mitsubishi XFORCE menjadi minim effort sehingga pengemudi dapat menikmati setiap momen di atas jalan tanpa gangguan.
Baca Juga: Mitsubishi XForce dilengkapi Active Yaw Control, Penting Enggak Sih?
Sementara dari segi suspensi, Mitsubishi XFORCE juga diketahui mengadopsi sistem suspensi yang sama dengan Mitsubishi Xpander. Namun, suspensi belakang XFORCE dibuat lebih lembut karena bobotnya 100 kilogram (kg) lebih ringan dibandingkan Xpander.
Tak heran, guncangan kabin SUV compact ini juga terasa minim, baik saat menikung tajam maupun melewati jalan bergelombang.
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR