Baca Juga: Antara Polusi Udara dan Uji Emisi, Berkah atau Jadi Musibah?
Dalam penelitiannya, Arin Wahyuni Arianto melihat pengaruh penambahan bioaditif eugenol di bahan bakar terhadap gas buang hasil pembakaran.
Arin Wahyuni Arianto mencoba menambahkan bioaditif eugenol ke N-heptana (bahan baku bahan bakar atau bensin) mulai dari 1% , 3%, 5%, 7%, 30%, 50% hingga 80% dan melihat efeknya terhadap gas buang hasil pembakaran melalui alat Gas Chromatography.
"Hasil penilitian menunjukan bahwa semakin tinggi presentase eugenol pada campuran bahan bakar N-Heptana, menyebabkan turunnya konsentrasi gas karbon monoksida (CO) dan meningkatkan konsentrasi gas C02," jelas Arin Wahyuni Arianto dalam abstrak penelitiannya yang diujikan pada tahun 2021 ini.
Seperti kita tahu, gas karbon monoksida merupakan salah satu senyawa di emisi gas buang motor yang berbahaya dan ditentukan ambang batasnya oleh pemerintah.
Baca Juga: Motor Matic yang Knalpotnya Ngebul Pasti Tidak Lolos Uji Emisi, Ini Alasannya
Makanya, turunnya konsentrasi gas karbon monoksida (CO) bisa membantu untuk meloloskan kendaraan saat uji emisi.
Oya, kandungan eugenol yang bisa dijadikan zat aditif bensin enggak bisa ditemukan pada sembarang minyak kayu putih atau minyak sereh.
"Kalau mau pakai clove oil (minyak cengkeh) atau minyak kayu putih langsung juga bisa," sahut Febri lagi.
"Tapi enggak bisa sembarangan, mesti pakai minyak cengkeh atau minyak kayu putih yang grade A dan harganya mahal," tutupnya.
Ada yang mau coba turunkan emisi gas buang dengan campuran minyak kayu putih?
Baca Juga: Ini Kondisi Ruang Bakar yang Bikin Motor Enggak Lolos Uji Emisi
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR