GridOto.com - Sebagian penggemar mungkin bertanya-tanya, kenapa Dorna Sports sangat ngotot ingin memberikan hak konsesi MotoGP kepada Honda dan Yamaha.
Alasannya sederhana, Dorna Sports ingin membalas kebaikan masa lalu Honda dan Yamaha, yang berjasa besar membuat MotoGP sebesar sekarang ini.
Perlu diketahui bahwa pada sekitar sedekade silam, Honda dan Yamaha juga memberikan bantuan serupa hak konsesi MotoGP kepada Ducati.
Saat itu Ducati yang kesulitan menang, mendapat konsesi dengan turun ke program 'Open Class', yang tentu dari izin dari dua raksasa Jepang tersebut.
Sejak itu tim Borgo Panigale mendapat banyak keuntungan teknis dari alokasi mesin, jatah tes, hingga akhirnya bisa pelan-pelan kompetitif.
Honda dan Yamaha juga lah, yang memberikan lampu hijau diberikannya hak konsesi untuk Aprilia, KTM dan Suzuki, saat masuk ikut berkompetisi di MotoGP beberapa tahun silam.
Duo Jepang tersebut bisa saja mempersulit usulan hak konsesi tersebut, namun tidak dilakukan demi menaikkan nilai MotoGP itu sendiri.
"Akan ada perubahan. Konsesi ini sudah pernah dilakukan, saat Ducati tidak bisa menang," kata CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta, dilansir GridOto.com dari Marca.
"Kemudian Yamaha dan Honda juga bermurah hati membiarkan pabrikan yang baru masuk mendapatkan beberapa keuntungan," jelas Ezpeleta.
Baca Juga: Jalani Homologasi Dadakan Seperti Sirkuit Mandalika, Pelaksanaan MotoGP India 2023 Masih Diragukan
Bagi Ezpeleta, secara moral sudah selayaknya Honda dan Yamaha mendapatkan balas budi dari kebaikan mereka di masa lalu.
Dan bisa saja di masa depan situasi seperti ini akan berbalik lagi.
"Kami mengusahakan ini untuk tahun depan. Sebenarnya bukan konsesi untuk Yamaha dan Honda, tapi konsesi yang menyesuaikan realita lapangan sekarang. Ini soal menjadi kompetitif," sambungnya.
"Dari sudut pandangku secara moral, mereka yang pada masanya memberikan konsesi kepada yang lain, secara teori kini menjadi yang paling membutuhkannya," jelasnya.
Ezpeleta pun akan berusaha maksimal meyakinkan pabrikan-pabrikan lain, khususnya KTM yang paling getol menolak usulan konsesi tersebut.
"Kenapa sulit? Karena kami harus meyakinkan orang-orang. Kami punya teori bahwa akan ada perubahan teknis di pertengahan periode ini, lima tahun lagi, aku ingin semuanya sepakat," kata Ezpeleta.
"Jika tidak bisa diambil keputusan bulat, maka diambil yang mayoritas menang. Tapi aku lebih suka meyakinkan semua orang," tegasnya.
Editor | : | Panji Maulana |
Sumber | : | Marca.com |
KOMENTAR