Sayangnya meski punya visi yang menarik, Modenas KR3 tidak mampu memenuhi harapan yang telah ditetapkan oleh King Kenny.
Namun demikian, motor ini berhasil bertahan di kancah Grand Prix selama beberapa tahun lamanya.
Sang legenda balap masih terus berupaya dengan Modenas dan Proton, hingga pada 2000 ia memulai pengembangan motor KR4, suksesor dari KR3.
Sayang sekali proyek ini mengalami gagal total dan tidak pernah mendapat kesempatan berlaga di lintasan balap.
Pada 2001 Proton mengambil kendali lebih besar atas tim, sehingga motor tersebut berganti nama menjadi Proton KR3.
Saat era MotoGP dimulai pada tahun 2002, Proton KR3 masih sekuat tenaga bertahan walaupun bersaing langsung dengan kehadiran motor 4-tak generasi baru.
Terlepas dari keunikannya, prestasi Proton KR3 di awal era 4-tak ini sebenarnya tidak bisa dianggap remeh.
Nobuatsu Aoki dan Jeremy McWilliams berhasil meraih posisi ke-12 dan ke-14 dalam klasemen akhir saat itu.
Mereka mengumpulkan lebih dari 120 poin kejuaraan, di tengah persaingan dari motor-motor baru berbasis 4-tak yang secara performa lebih kuat.
Baca Juga: Ducati Sempat Tawarkan Opsi Bertahan, Ditolak Johann Zarco Gara-gara Kontraknya Aneh
Setelah beberapa penampilan di musim 2003, tim Proton KR beralih ke pengembangan motor penerus KR3, yaitu Proton KR5 yang sudah memakai mesin 4-tak.
Proton KR5 ini terinspirasi oleh Honda RC211V yang menggunakan mesin lima silinder 990 cc di awal era 4-tak.
Namun meski sudah mengadopsi konsep tersebut, Proton KR5 tidak mampu mencapai kesuksesan sebesar Honda RC211V yang saat itu dikendarai oleh Valentino Rossi dan beberapa rider tenar lainnya.
Selain performa yang kurang memuaskan, masalah reliabilitas mesin seringkali membuat Proton KR5 gagal menyelesaikan balapan.
Setelah usaha dengan KR5 tidak memberikan hasil yang diharapkan, Kenny Roberts akhirnya berkolaborasi dengan Honda dan menciptakan motor KR211V untuk musim 2006.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
Sumber | : | Roadracingworld.com,motomalaya.net |
KOMENTAR