Hybrid pada PCX e:HEV cukup advance karena punya baterai khusus, dipisah dari aki bawaan motor.
Berbeda dari hybrid pada Yamaha Grand Filano yang memanfaatkan aki kecil bawaan motor.
Pada PCX e:HEV ada baterai lithium ion 50,4V-4Ah yang disimpan di bagasi bawah jok.
Sedang motor listriknya 'numpang' ke ACG starter-nya. Starter canggih yang posisinya jadi satu dengan as crank shaft ini, ketika diberi arus bisa menjadi motor listrik yang memberikan dorongan tenaga.
Teknologi hybrid ini bisa menambah torsi hingga 4,3 Nm dan power sampai 1,8 dk. Lumayan kan!
Motor ini juga didukung dua riding mode, ada D atau drive untuk jalan biasa dan S yang feel-nya lebih sporty.
Sedang ciri fisik jika dibandingkan PCX 160 reguler ada beda di emblem, lampu dengan iluminasi warna biru dan bagian plastik kasar berwarna biru.
Lalu kenapa crank shaft PCX e:HEV akhirnya distop produksi?
"Bagian dari rencana pengembangan produk motor-motor Honda," ungkap Rina.
Bisa jadi karena Honda sudah fokus untuk bermain di pasar motor listrik nih. Sedangkan hybrid yang menjadi jembatan dari mesin bakar konvensional dianggap sudah cukup perannya.
Yuk, kita tunggu line up motor-motor listrik Honda di Indonesia!
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR