Tenang, ngegerung ini hanya sebentar saja, di atas 20 km/jam langsung ngacir, terasa ringan sampai kecepatan di 100 km/jam.
Paling asyik ketika cruising santai di 50-60 km/jam. Mesin terasa rileks sekali, halus dan rpm-nya terasa rendah.
Di atas 100 km/jam, mencapai top speed terasa lama. Puncaknya speedometer menunjukan kecepatan tertinggi di 110 km/jam.
Ketika diukur menggunakan Racebox yang berbasis GPS top speed tercatat 105,2 km/jam.
LEBIH CEPAT DARI VESPA PRIMAVERA
Mari bandingkan dengan kompetitor terdekatnya, Vespa Primavera 150 i-get. Dari hampir semua parameter yang kami uji, Peugeot Django unggul tipis.
Misalnya untuk mencapai 60 km/jam dari posisi diam. Django mencatatkan waktu 6,45 detik, sedang Primavera 6,6 detik.
Begitu juga ketika diukur jarak hingga 402 meter, Django hanya 21,14 detik, Primavera 21,3 detik.
Hanya di putaran atas saja yang sedikit tertinggal. Top speed misalnya, masih lebih kencang Primavera yang mencatatkan 106,4 km/jam di Racebox. Sedang Django hanya 105,2 km/jam.
Kemudian dari diam menuju ke 100 km/jam, Django membutuhkan waktu lebih lama yaitu 25,74 detik, sedangkan Primavera 23,3 detik saja.
Kesimpulannya performa Peugeot Django ini cukupan untuk penggunaan harian, tidak kurang tenaga, nyalip-nyalip atau boncengan masih responsif.
KONSUMSI BENSIN
Setelah dipakai harian menempuh jarak ratusan kilometer di Jakarta. Motor yang punya kompresi 10,4:1 ini bisa mencatatkan 39,2 km/liter.
Selama pengetesan tidak ada pembatasan kecepatan, dipakai macet-macetan dan sering gas pol juga saat jalanan lengang. Lumayan lah enggak terlalu boros ya.
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR