Ketika melewati jalanan menurun, Lucky berpesan agar pengendara tidak terlalu fokus menggunakan rem depan.
Postur tubuh disarankan condong ke belakang, diikuti pinggul yang juga lebih ditarik ke bagian belakang sepeda motor.
Usahakan kedua lutut menjepit body motor untuk menjaga keseimbangan.
”Postur tubuh yang condong ke belakang membantu keseimbangan, sehingga titik berat tidak pindah ke depan yang berpotensi mengakibatkan roda belakang terangkat dan terguling ke depan. Upayakan turun dengan gigi rendah, tidak perlu buka gas, rileks atau santai dan mengikuti gerak ban belakang,” jelas Lucky.
Berbeda lagi ketika pengendara menghadapi tanjakan, posisi badan harus condong ke depan atau bahkan berdiri (tetap condong ke depan) untuk memberikan beban lebih ke roda depan.
Sehingga, ketika menanjak titik berat tidak pindah ke belakang yang berpotensi mengakibatkan roda depan terangkat dan terguling ke belakang.
Genangan Air atau Sungai
Kontur area yang sering ditemui saat melakukan terabas adalah melewati genangan air atau sungai, yang mana keduanya membutuhkan teknik khusus.
Jika berada dalam rombongan, pemimpin atau road captain (RC) disarankan untuk turun dari motor dan mengecek kondisi genangan atau sungai.
”Pastikan genangan atau sungai bisa dilewati motor. Menyeberanglah tanpa sepeda motor sambil mengecek lintasan. Jika arus tidak teralu kencang, boleh dilewati dengan kecepatan dan gigi rendah,” jelas Lucky.
Saat melintasinya dan mendapati dasar sungai berbatu, satu kaki disarankan turun untuk berjaga-jaga jika hilang keseimbangan.
Bila dirasa kurang, dua kaki juga boleh diturunkan.
Sangat tidak disarankan mengangkat kaki, karena bila hilang keseimbangan, maka saat itu pengendara tidak mampu menahan sepeda motor yang ambruk.
”Jika sudah ambruk di sungai, potensi masalah bertambah terutama pada motor, seperti kemasukan air dan sebagainya,” kata Lucky.
Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR