GridOto.com - Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, akan menghapus angkutan kota (angkot) di pusat kota Bogor, Jawa Barat.
Menurutnya, jumlah angkot yang masih masif di Kota Bogor memupuskan kehadiran moda transportasi Light Rapid Transit (LRT) di wilayahnya.
"LRT akan masuk ke Kota Bogor tadinya. Presiden optimis akan tembus. Tapi, banyak dinamika yang berkembang sehingga agak tertunda. Kalau angkotnya enggak berkurang dan tidak ada moda yang menyambungkan, akan ribet," ujar Bima, dikutip dari TribunnewsBogor.com, Kamis (21/7/2023) lalu.
Namun Pemkot Bogor terus masih terus berusaha untuk menghadirkan LRT di Kota Bogor, salah satunya dengan mengupayakan pengoperasian trem di Kota Hujan tersebut.
"Antisipasinya ke depan konsepsi trem akan berjalan untuk menyambut itu (LRT). Sistem Satu Arah (SSA) angkot berkurang dikonversi jadi bus. Target di Desember 2023 enggak ada lagi angkot di sana (SSA)," jelas Bima.
Sementara itu, program konversi angkot menjadi bus dengan nama Bis Kita - Trans Pakuan masih berlangsung hingga saat ini.
Berdasarkan unggahan akun Instagram milik Bima Arya Sugiarto, reformasi angkot di Bogor dimulai tahun 2016, saat 3.412 pemilik angkot yang tadinya individual beralih menjadi 16 badan hukum.
"Semua disiapkan untuk program penataan. Bisa ikut program konversi, tiga angkot menjadi 1 bus sedang atau angkot menjadi feeder, pengumpan di pinggir kota." tulis @bimaaryasugiarto, (1/10/2021) lalu.
Menurutnya, sekarang sudah ada tiga badan hukum yang siap untuk melakukan proses konversi.
Baca Juga: Sudah 25 Tahun Jadi Sopir Bus PO Lana Jaya, Pemotor dan Angkot Tetap Buat Nanang Takut di Jalan
"Badan hukum membentuk konsorsium untuk pengadaan bus dan biaya operasional dibantu dengan program BTS (buy the service) dari @bptjkemenhub. Bus hanya akan berhenti di shelter dan pengemudi digaji." jelasnya.
Lantas ke mana angkot yang dicabut izinnya? Bima mejelaskan kendaraan tersebut akan dibesituakan atau dipelathitamkan.
"Angkot yang dipelathitamkan tidak bisa lagi beroperasi sebagai angkutan kota," ujarnya.
Bima menegaskan, program konversi tiga angkot menjadi satu bus ini harus jujur dan adil.
"Jujur proses pengurangan angkotnya. Semua angkot yang dikonversi harus lengkap data yang diserahkan dan dicek fisiknya," bebernya.
Lalu program ini juga harus adil terhadap penghidupan para pengemudi angkot.
"Semua pengemudi angkot yang dikonversi akan direkrut dan dilatih sebagai pengemudi bus atau mekanik. Tentu ada proses seleksi dan syarat yang berlaku," pungkasnya.
View this post on Instagram
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
Sumber | : | Instagram @bimaaryasugiarto,TribunnewsBogor.com |
KOMENTAR