GridOto.com- Secara hitungan fisika, aplikasi Fuel Water Hybrid (FHW) menurut pakar ITB, Dr. Ing. Ir Tri Yuswidjajanto sangat mungkin.
"Sebagai suplemen, membuat menjadi efisien pembakaran bisa. Teori ini bisa dibuktikan," jelasnya.
Namun demikian, untuk penggunaan jangka panjang, ada dugaan 2 kelemahan penggunaan FWH.
Pertama, menurut Yus adalah proses pembakaran dengan gas Hidrogen akan menghasilkan air atau H20.
"Dalam jangka waktu lama apakah tidak akan tercampur hasil pembakaran berupa air," bilang Yus.
Menurut Yus, penggunaan dalam waktu lama biasanya kondisi komponen sudah mulai aus.
"Gap antara piston dan ring akibat gesekan akan membuat air ini menyelinap di ruang oli," bilangnya.
Akibatnya terjadi proses emulsi atau pencampuran yang membuat oli berwarna coklat susu.
"Dalam waktu lama, pelumas ini merusak komponen lainnya," bilangnya.
Baca Juga: Dosen STTD Ciptakan Motor Berbahan Bakar Hidrogen, Diklaim 220 ml Air Untuk Jarak 50 KM
Kedua, titik air akan keluar melalui pipa pembuangan alias knalpot.
"Coba dicek, apakah knalpotnya karat. Karena air bersifat korosif," ulas Yus.
Terhadap hal ini Rudy Sumardi, perancang FWH mengatakan sejauh ini alat buatannya aman.
"Saya sudah menggunakan lebih dari 7 tahun dan tidak ada masalah," bilangnya.
Terkait dengan adanya air di ruang bakar, menurut Rudy hal itu tidak mungkin.
"Yang diinjeksikan di dalam ruang tersebut berupa gas Hidrogen murni yang habis terbakar. Tidak menyisakan air," jelasnya.
Gas ini dihasilkan FWH dengan memiliki 2 filter untuk menahan kandungan air masuk ke ruang bakar.
"Filter ini akan menyaring sehingga yang keluar benar-benar H2," ulasnya.
Mengenai kekuatiran yang kedua, Rudy mengakui di knalpot keluar air.
"Namun ini air murni, tidak mengandung zat lain seperti garam yang membuatnya korosif," tegasnya.
Ia juga siap jika ingin dilakukan pengujian terhadap produknya.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR