Bahkan pada awal Juni lalu mereka menawarkan program insentif senilai 455,2 miliar dolar AS bagi perusahaan yang bersedia menyiapkan proyek penyimpanan baterai dengan total 4.000 MWh.
Meski skema ini masih menunggu persetujuan kabinet, Tesla sudah yakin dan semakin serius untuk membidik India sebagai calon negara mitra mereka.
Bukan tanpa alasan India dilirik raksasa Amerika Serikat tersebut sebagai lokasi pabrik baru Tesla dan bukannya di negara Asia lain.
Sejumlah pihak menilai negara India memiliki potensi kuat untuk masa depan energi berkelanjutan, sebagaimana yang ditunjukkan oleh beberapa pabrikan lokal yang sudah cukup sukses.
India juga mempunyai sumber daya manusia yang sangat terampil di bidang IT dan teknik, chip teknologi yang mutakhir.
Dengan pembangunan pabrik baru ini, Tesla dapat meningkatkan eksistensi mobil listrik Tesla di pasar Asia.
Apalagi belakangan ini para produsen kendaraan tengah menghadapi persaingan ketat untuk menguasai pasar otomotif global.
"India menawarkan biaya tenaga kerja dan produksi yang lebih rendah dibandingkan beberapa negara lain," kata Harshvardhan Sharma, Kepala praktik ritel mobil di Nomura Research Institute.
"Ini berpotensi mengurangi biaya produksi Tesla dan membuat kendaraan mereka lebih kompetitif dalam hal harga," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bukan di Indonesia, Tesla Teken Kontrak Pendirian Pabrik Tesla di India 500.000 Unit EV Per Tahun
Editor | : | Hendra |
Sumber | : | Tribunnews.com,reuters.co.uk |
KOMENTAR