GridOto.com - Kalian sedang mencari skutik terbaru di 2023? Jangan lupa masukan konsumsi bahan bakar jadi salah satu parameter dalam pemilihan.
Nah di artikel kali ini kami akan paparkan 10 skutik paling irit di Indonesia versi 2023. Data konsumsi dari masing-masing motor yang dipaparkan di sini adalah hasil pengetesan dari tim OTOMOTIF.
Pengetesan dilakukan oleh tester yang bobotnya 65 kg. Semua motor yang dicoba menggunakan bahan bakar jenis RON 92.
Selama pengetesan motor dipakai untuk aktivitas harian di jalan ibu kota dan sekitarnya, jadi bukan eco riding, melainkan jalan normal sesuai kondisi jalan. Jadi kondisi jalan yang dilalui beragam, ada macet, lancar, siang dan malam. Dengan rute yang relatif sama.
10. Suzuki Nex II Cross:
Di posisi 10 adalah Suzuki Nex II Cross yang mesinnya sebenarnya sama seperti Suzuki Nex II reguler. Bedanya, ini adalah varian baru Nex II dengan desain ala motor dual purpose pakai setang telanjang. Di kelasnya berhadapan dengan Yamaha X-Ride dan Honda BeAT Street.
Nex II Cross dibekali mesin berkapasitas bersih 113 cc satu silinder berpendingin udara dengan teknologi Suzuki Eco Performance. Dengan konstruksi head SOHC 2 katup. Menghasilkan tenaga sebesar 9,3 dk di 8.000 rpm dan torsi 8,5 Nm pada 6.000 rpm. Konsumsi bensinnya tembus 44,5 km/liter.
9. TVS Ntorq 125 Race XP
Lanjut posisi 9 ada motor dari India, yang punya dua riding mode. Dapur pacu 124,8 cc 4 langkah SOHC 3 katup, injeksi, berpendingin udara dengan rasio kompresi 10,3:1 ternyata bisa mengeluarkan tenaga dan torsi yang berbeda antara pakai riding mode Street dan Race.
Klaimnya pakai Race Mode bisa 10 dk di putaran mesin 7.000 rpm, dengan torsi maksimal 10,8 Nm di kitiran 5.500 rpm. Sementara Street Mode tenaga
Dengan akselerasi yang cukup kencang tapi membopong bobot yang cukup berat 116 kg, apakah membuat konsumsi bensin Ntorq 125 Race XP Play Smart ini jadi boros? Ternyata tidak juga. Rata-ratanya dapat 44,8 km/liter. Mantap ya!
8. Yamaha Mio M3
Andalan Yamaha ini mengusung mesin 125 cc Blue Core SOHC 2 klep berpendingin udara. Tenaga terasa responsif di tiap bukaan gas dan suara mesin begitu halus. Bahkan sampai meraih top speed pun rasanya tetap berisi enggak kosong.
Diajak berkomuter ternyata Yamaha Mio M3 sangat menyenangkan, selain lincah juga mesin responsif. Konsumsi bensinnya setelah diukur rata-rata 48,2 km/liter, itu dalam posisi fitur SSS (stop start system) diaktifkan ya!
7. Suzuki Nex II
Mesinnya berteknologi Suzuki Eco Performance (SEP), 1 silinder 4 langkah SOHC 2 katup, berpendingin udara dengan kapasitas 113 cc berpengkabut injeksi.
Karakter tenaga mesinnya terasa lebih merata dibanding generasi sebelumnya, karena selain injektor yang kini memakai 6 lubang dari sebelumnya 4 lubang, juga ada perbedaan racikan CVT termasuk rasio gigi akhir. Awalnya 45/13 diperingan jadi 47/13.
Diraih angka rata-rata konsumsi bensinnya 48,8 km/liter. Lebih efisien dibanding Nex FI yang pernah dites OTOMOTIF yang hanya 44,8 km/liter.
6. Yamaha Grand Filano Hybrid-Connected
Patut diakui konsumsi bensin Grand Filano sangat impresif. Capaian terbaik kami ada di angka 50,6 km/liter.
Jika dikalikan dengan kapasitas tangki bensin 4,4 liter, dalam keadaan penuh Grand Filano dapat menempuh jarak sejauh 222,64 km.
Grand Filano mengusung mesin Blue Core 125 cc hybrid yang sama dengan Fazzio. Mesin 1 silinder 124,9 cc SOHC 2 katup injeksi berpendingin udara. Rasio kompresi diset cukup tinggi, di angka 11:1.
Namun, rupanya klaim tenaga dan torsi Grand Filano sedikit lebih kecil dari Fazzio. Tenaga maksimum hanya 8,2 dk di 6.500 rpm dengan torsi 10,4 Nm di 5.000 rpm.
Dan tentunya di motor ini ada electric power assist start. Ketika aktif, akan membantu meningkatkan torsi saat awal akselerasi selama 3 detik. Yamaha mengklaim ada tambahan torsi sebesar 7% ketika sistem aktif.
5. Honda Genio & All New Honda BeAT
Kedua motor Honda ini memang pakai mesin yang sama. Kebetulan hasil pengetesan konsumsi bensinnya juga sama. Pakai mesin generasi terbaru yang terbilang sangat efisien. Secara konfigurasi sebenarnya tetap sama, 1 silinder 4 langkah SOHC 2 katup berpendingin udara dengan pasokan bensin injeksi.
Yang beda adalah bore x stroke kini jadi 47 x 63,1 mm alias sangat overstroke dan rasio kompresi 10,0:1.
Tenaga maksimal Genio dan All New BeAT diklaim 8,9 dk/7.500 rpm dan torsi 9,3 Nm/5.500 rpm, lebih besar dari BeAT lama yang hanya 8,5 dk/7.500 rpm dan 9 Nm/6.500 rpm.
Selain itu, dimensi mesin Genio juga lebih ramping, makanya oli cuma 650 ml. Bobot mesinnya lebih ringan sekitar 2 kg kalau dibanding mesin BeAT lama.
Salah satu keunggulan mesin long stroke tentu saja soal konsumsi bensin. Hasil pengetesan didapat angka rata-rata 51,3 km/liter. Lebih irit dari BeAT lama yang cuma 48,5 km/liter.
4. Yamaha Fazzio Hybrid-Connected: 51,6 km/L
Mesin Yamaha Fazzio Hybrid-Connected ini 4 langkah 1 silinder SOHC 2 katup berpendingin udara. Mesin baru ini konsumsi bensinnya cukup hemat.
Kombinasi antara mesin yang tak mudah “teriak” karena pakai roller berat serta punya tenaga tambahan dengan teknologi hybrid di kecepatan rendah, ternyata memang ampuh membuat mesin Fazzio ini jadi irit.
Apalagi ada fitur SSS (Stop & Start System) yang otomatis mematikan mesin jika berhenti lebih dari 5 detik. Rata-rata konsumsi bensinnya bisa tembus 51,6 km/liter! Irit banget kan!
3. Suzuki Avenis 125
Suzuki membekali Avenis 125 dengan mesin 1 silinder SOHC 2 katup berkapasitas bersih 124,3 cc dengan pendingin udara ber teknologi SEP (Suzuki Eco Performance).
Dari tarikan awal terasa betul responsifnya. Putar sedikit grip gas motor melaju tanpa usaha berarti. Tenaga di putaran bawah terasa padat, enak dibawa stop & go seperti dalam pengetesan kami. Lucunya tenaga di putaran tengah, di kecepatan 40-80 km/jam terasa bisa saja. Baru kemudian di atas terasa ngisi lagi.
Dalam pengetesan harian, hasilnya Avenis 125 dapat menempuh jarak hingga 51,9 km untuk setiap liter bensin yang dikonsumsi. Wow motor dari India ini irit banget ya!
2. TVS Callisto
Runner up ada motor dari India nih. Mesin yang diandalkan Callisto adalah 110 cc (109,7 cc) 4 langkah SOHC 2 katup berpendingin udara injeksi.
Mesin yang getarannya sangat halus ini punya tenaga dan torsi yang tergolong kecil. Tenaga puncaknya cuma 7,5 dk di putaran mesin 7.500 rpm, torsi 8 Nm di 5.500 rpm. Bandingkan dengan Honda BeAT, sama-sama 110 cc tapi tenaganya 8,9 dk.
Paling terasa efeknya adalah ketika berakselerasi, terasa pelan, apalagi dari 20 km/jam menuju 50 km/jam. Buat nanjak juga terasa ngos-ngosan.
Tapi, dalam pengetesan didapat angka rata-rata 52,7 km/liter! Sungguh mengejutkan! Itu lebih irit dari Honda BeAT yang dapat 51 km/liter. Kalem tapi irit.
1. All New Honda Scoopy
All New Scoopy pakai basis dari Honda Genio, dengan mesin eSP generasi terbaru, dan sasis eSAF (enhanced Smart Architecture Frame) yang secara bobot lebih ringan.
Karakter mesin All New Scoopy yang turunan Genio dan juga dipakai di All New BeAT memang khas. Tarikan awal dari berhenti hingga 30 km/jam cukup responsif, namun kemudian untuk naik sampai 60 km/jam terasa lama. Malah di kisaran 50 km/jam ada sedikit vibrasi yang terasa di area dek dan jok.
Baru kemudian jika kecepatan dijaga di atas 60 km/jam hingga 80 km/jam maka terasa enteng lagi. Tapi kemudian lambat lagi jika diajak menyentuh angka 100 km/jam.
Karakter mesin yang seakan memaksa untuk selalu berkendara santai, karena mesin cenderung enggan berkitir tinggi, berkorelasi positif terhadap konsumsi bensin.
Irit banget sampai bikin takjub! Saat pengetesan All New Scoopy konsumsi bensin rata-ratanya masih tembus 55,7 km/liter!
Kebangetan kan iritnya? Padahal ngegasnya lebih banyak dibejek mentok, karena yang ngegas bukan tipe sabar. Kebayang kan kalau ngegasnya santai, yakin klaim PT Astra Honda Motor (AHM) sebesar 59 km/liter bisa dicapai bahkan terlampaui.
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR