Salah satu momen terbesar adalah saat awal Covid-19 menyerang, di mana banyak insinyur HRC yang terjebak di Eropa.
Bukannya alasan, Puig menilai kejadian tersebut memang punya dampak signifikan di awal kemerosotan HRC.
"Para insinyur kami harus tinggal di Eropa dan tidak dapat mengembangkan motor sepert dulu, di masa lalu," lanjutnya.
"Berdasarkan hasil, tidak terlalu sulit untuk dilihat. Hasil adalah paramater dan menunjukkan apa yang terjadi. Jelas bahwa mereka (Honda) mungkin harus agak mengubah cara pendekatan mereka," jelasnya.
Selain itu cedera Marc Marquez menjadi pukulan telak di awal-awal paceklik Honda.
Meski demikian, Puig masih percaya raksasa Jepang ini akan bangkit di masa depan.
"Mereka sangat bagus, tetapi mungkin perlu lebih responsif dari biasanya," ungkap sang manajer.
"Lebih sulit untuk menjadi cepat ketika kau di Jepang dan tidak di Eropa. Tapi benar, bahwa kami harus mencoba lebih cepat dan bereaksi lebih cepat (menghadapi perubahan zaman)," tegasnya.
Kata-kata Puig mungkin ada benarnya, karena kebetulan Yamaha sebagai pabrikan Jepang juga mengalami hal yang tak jauh berbeda.
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | Speedweek.com |
KOMENTAR