GridOto - Royal Enfield Scram 411 mengandalkan mesin berkode LS410. LS artinya long stroke, sedang 410 mewakili kapasitas ruang bakarnya yang 411 cc.
Mesin ini merupakan generasi baru yang dikembangkan Royal Enfield, setelah sebelumnya hanya mengandalkan mesin yang basisnya dari tahun 50-an. Salah satu keunggulannya, sudah dilengkapi dengan balancer shaft yang membuat getarannya jauh lebih halus ketimbang mesin sebelumnya.
Setelah LS410 barulah muncul mesin generasi terbaru 350 cc yang dipakai di Meteor dan Hunter 350.
Spek mesin LS410 ini sebenarnya biasa saja, 4 langkah SOHC 2 katup berpendingin udara dan oil cooler, dengan sistem injeksi bahan bakar elektronik.
Oil cooler yang diandalkan masih model pasif, artinya pendinginan cuma dibantu embusan udara, bukan dengan tambahan electric fan seperti di Suzuki V-Strom 250SX.
Dapur pacu berkarakter overstroke dengan ukuran bore x stroke 78 mm x 86 mm ini menghasilkan tenaga maksimal yang tergolong kecil untuk sebuah mesin 411 cc, hanya 24,3 dk di putaran mesin 6.500 rpm.
Namun, torsinya besar khas mesin langkah piston panjang, maksimalnya 32 Nm di kitiran 4.250 rpm.
Tenaga tersalur ke roda belakang lewat transmisi manual 5 percepatan.
Karakternya khas mesin overstroke, secara garis besar torsinya kuat di putaran bawah sampai menengah, kemudian ketika digas naiknya putaran mesin maunya perlahan, sehingga enaknya diurut bukan langsung dientak.
Baca Juga: Gas Pol Royal Enfiled Scram 411..!!! Kelebihan dan Kekurangan Buat Harian
Efek positifnya sangat pas untuk turing santai dan saat ketemu tanjakan curam terasa enteng saja melibasnya.
Salah satu akelebihan mesin generasi baru ini sudah minim getaran, karena dilengkapi balancer di kruk asnya.
Namun, khas mesin langkah piston panjang satu silinder, di putaran atas tetap masih muncul getaran yang terasa di setang dan area tangki, apalagi saat jelang kena limiter.
Untungnya, getaran tersebut tentu akan jarang terasa, karena dengan torsi melimpah di putaran rendah, untuk berkendara harian atau turing santai enggak perlu main putaran tinggi.
Oiya karakter gigi 1 terasa sangat ringan sehingga nafas terasa pendek, gigi 2-4 sambung-menyambung panjang, kemudian gigi 5 tentunya overdrive.
Nah makanya paling nikmat ketika ketemu jalan kosong dan motor melaju sekitar 80 km/jam di gigi 5, mesinnya sangat rileks!
Yang juga khas dari mesin LS410 ini ketika pindah gigi, ternyata tak bisa diperlakukan seperti mesin biasa, yang mana saat naik gigi bisa langsung lepas kopling dan kembali buka gas secara bersamaan.
Kalau di SL410 setelah tuas persneling dicongkel harus lepas kopling terlebih dahulu baru disusul kembali putar gas.
Jika dilakukan bersamaan maka akan terasa mengayun, membuat kurang nyaman.
Baca Juga: Tampang Nakal, Royal Enfield Scram 411 Ternyata Lincah dan Nyaman, Ramah Buat Postur Indonesia
Hal tersebut tentu tak terlepas dari karakter torsi yang besar di putaran bawah sampai menengah.
Bagaimana dengan suhu mesinnya?
Meski rasio kompresinya tergolong rendah hanya 9,5:1, ternyata dari mesin terasa cukup hangat di kedua kaki, khususnya ketika berhenti lama misal saat di perempatan kena lampu merah.
Dan jika setelah berhenti lama gas langsung dibejek secara kasar, ternyata akan muncul ngelitik, tentunya karena efek panas sehingga muncul detonasi.
Jadi setelah macet-macetan sebaiknya ngegasnya kalem dahulu sampai suhu mesin turun.
Yang juga khas suara mesin dan knalpotnya, terdengar seperti tertahan oleh saluran yang rapat karena ada catalytic converter untuk menurunkan emisi gas buang.
Efeknya ketika digas suara dan laju seperti ada yang tertahan. Seharusnya jika dibobok atau ganti knalpot aftermarket, laju motor akan lebih ringan!
SECEPAT APA AKSELERASINYA?
Untuk moge bermesin 411 cc performanya memang biasa saja, bahkan kalah dibanding motor sport 250 cc 1 silinder keluaran Jepang.
Kita lihat contohnya untuk mencapai 100 km/jam dari diam Scram 411 perlu waktu 11,39 detik, sementara Suzuki V-Strom 250SX cuma 8,89 detik.
Berikutnya untuk jarak 0-402 meter Scram 411 mencatatkan waktu 17,66 detik, sedang V-Strom hanya 16,42 detik.
Top speed juga enggak begitu kencang, di spidometer mentok di 130 km/jam, kalau di Racebox tercatat 120,4 km/jam.
Jadi memang bukan motor yang cocok untuk kebut-kebutan, lebih pas buat harian atau turing yang santai seperti Himalayan yang menjadinya basisnya.
Royal Enfield Scram dijual dalam tiga varian di Indonesia, perbedaan antar varian hanya pada warna yang digunakan.
Tipe Base yang paling murah dijual Rp 130,8 juta, tipe Mid Rp 132,4 juta dan Premium Rp 133,8 juta (OTR Jakarta).
Harga tadi lebih murah dibandingkan dengan harga Himalayan yang dijual seharga Rp 133,3 juta, Rp 138,9 juta dan Rp 145 juta OTR Jakarta.
Editor | : | Dimas Pradopo |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR