GridOto - Seperti yang kita tahu, Royal Enfield Himalayan dikembangkan sebagai besutan adventure dengan tampang klasik. Nah motor adventure tersebut punya keturunan bernama Scram 411.
Secara garis besar Scram 411 ini didesain bisa dipakai untuk harian di perkotaan, untuk itu tampilannya lebih simpel dan pendek, juga minim aksesori tambahan.
Sesuai namanya Scram 411 menjelma jadi scrambler, motor serba guna yang kesannya lebih ringan dan lebih “nakal”.
Motor yang didatangkan secara utuh dari pabrik Royal Enfield di Thailand ini ditawarkan dalam 3 varian, ada Base yang dibanderol Rp 130,8 juta, Mid Rp 132,4 juta, dan Premium Rp 133,8 juta (OTR Jakarta).
Perbedaan antar varian lebih ke warna saja, ada white flame, silver spirit, blazing black, skyline blue, graphite red, graphite blue dan graphite yellow seperti yang dites.
Seperti disebutkan sebelumnya, dengan basis Himlayan, desain Scram 411 pun identik, tengok aja tangki dan sasisnya.
Setelah diperhatikan secara detail, barulah tampak Scram 411 lebih simpel karena tak ada rak di bagian samping kanan-kiri tangki, dan tidak windshield serta lampu utama terpasang menempel dekat dengan komstir.
Sepatbor depan model biasa terpasang langsung di tabung suspensi, jok juga pakai model menyatu dari depan ke belakang.
Tongkrongan Scram 411 yang lebih rendah berkat roda depan pakai ukuran 19 inci, alih-alih 21 inci, sedangkan roda belakang tetap 17 inci.
Baca Juga: Video Komparasi Royal Enfield Himalayan, BMW G 310 GS dan KTM 390 Adventure, Mana Yang Paling Seru?
FITUR & TEKNOLOGI
Royal Enfield konsisten membuat motor dengan tampilan klasik, hal ini berpengaruh ke fitur dan teknologi sederhana yang diusung Scram 411.
Lampu utama dan sein masih pakai bohlam halogen, kecuali lampu rem sudah LED.
Menariknya panel instrumen Scram 411 pakai paduan analog dan digital.
Spido analog untuk petunjuk kecepatan, sedangkan layar LCD digital di tengahnya berisi info odometer, tripmeter A & B, jam, gear position serta eco indicator, di bawah layar ada info lampu-lampu.
Kunci kontak Scram 411 masih sederhana dan belum pakai immobilizer.
Suspensi depan pakai teleskopik 41 mm, dengan pelindung karet di asnya, sedangkan belakang monosok.
Baca Juga: Baru Nih, Royal Enfield Scram 411, Moge Terjangkau MEsin 400 cc, Yuk Intip Detailnya
Kedua pelek jari-jari dibalut ban dual-purpose yang membuatnya dapat merambah semua medan.
Rem pakai cakram di kedua roda dengan ABS (Anti-lock Braking System) 2 channel, cakram depan berukuran 300 mm dijepit kaliper 2 piston dan belakang 240 mm pakai kaliper 1 piston.
Kinerja remnya cukupan aja, malah cenderung kurang mantap terutama ketika butuh mengerem mendadak dari kecepatan tinggi atau ketika di turunan curam.
Di bagian bawah mesin sudah ada skid plate, yang siap melindungi crank case dari benturan.
RIDING POSITION & HANDLING
Posisi duduk di Scram 411 identik dengan Himalayan, nyaman untuk pejalanan jauh karena posisi duduknya tergolong santai tapi dengan beberapa ubahan, membuatnya terasa lebih lincah ketika dipakai buat harian.
Karena ukuran ban depan selisih 2 inci, tinggi jok Scram 411 lebih rendah, ada beda 5 mm, 800 mm dan 795 mm.
Baca Juga: Geber Royal Enfield Himalayan di Belakang Jokowi, Kaesang Siap Ikuti Sang Ayah di Dunia Politik
Dengan tinggi hanya 795 mm jok Scram 411 terasa bersahabat untuk rata-rata orang Indonesia, pengendara dengan postur 165 cm pun dengan mudah menapakkan kedua kaki ke tanah ketika berhenti.
Karakter joknya nyaman, karena busanya empuk dan kulitnya sangat lembut, ditambah ada garis-garis melintang, membuatnya jadi terasa sangat kesat saat diduduki.
Ketika berkendara, posisi duduknya kompromi antara motor jarak jauh dan harian.
Segitiga berkendara yang ditawarkan masih ideal untuk harian tapi juga cukup nyaman saat turing.
Karakter sasis half-duplex split cradle frame terasa sangat kaku, saat belak-belok terasa berat sehingga mesti main badan.
Bobotnya memang cukup berat, 194 kg, sisi positifnya membuat momen menikung jadi lebih mantap, grip ban jadi terasa maksimal.
Untungnya karakter suspensinya bisa menunjang kenyamanan di segala medan.
Suspensi teleskopik 41 mm dengan jarak main 190 mm tergolong cukup empuk, menerabas lubang atau gundukan enggak pernah khawatir mentok.
Baca Juga: Pakai Basis Himalayan, Royal Enfield Scram 411 Meluncur di IIMS 2023
Demikian pula suspensi tunggal belakang yang jarak mainnya 180 mm, empuk sehingga menjamin pinggang enggak gampang sakit ketika lewat jalan tak mulus.
Bannya dengan tapak semi dual purpose berukuran 100/90-19 dan 120/90-17 menunjang kenyamanan di segala medan.
Menikung lebih pede dibanding Himalayan yang ban depannya ring 21 dan lebih ramping.
Ketika ketemu jalan gravel atau off-road ringan gripnya masih bisa diandalkan, asalkan jangan off-road berat, pastinya akan mudah slip.
PERFORMA
Scram 411 mengandalkan mesin berkode LS410 alias long stroke 411 cc.
Spek mesin LS410 ini sebenarnya biasa saja, 4 langkah SOHC 2 katup berpendingin udara dan oil cooler, untungnya sudah injeksi.
Teradapat oil cooler yang diandalkan masih model pasif, artinya pendinginan cuma dibantu embusan udara, bukan yang dikasih kipas seperti di Suzuki V-Strom 250SX.
Dapur pacu berkarakter overstroke dengan ukuran bore x stroke 78 mm x 86 mm ini menghasilkan tenaga maksimal yang tergolong kecil untuk sebuah mesin 411 cc, hanya 24,3 dk di putaran mesin 6.500 rpm.
Namun, torsinya besar khas mesin langkah piston panjang, maksimalnya 32 Nm di kitiran 4.250 rpm, tenaga tersalur ke roda belakang lewat transmisi manual 5 percepatan.
Karakternya khas mesin overstroke, torsinya kuat di putaran bawah sampai menengah, kemudian ketika digas naiknya putaran mesin perlahan, jadi harus diurut bukan langsung dientak.
Efek positifnya sangat pas untuk turing santai dan terasa enteng saja saat ketemu tanjakan curam.
Mesin generasi baru ini minim getaran, karena dilengkapi balancer di kruk asnya.
Namun, khas mesin langkah piston panjang satu silinder, di putaran atas tetap muncul getaran yang terasa di setang dan area tangki, apalagi saat jelang kena limiter.
Getaran tersebut jarang terasa karena dengan torsi melimpah di putaran rendah, untuk berkendara harian atau turing santai enggak perlu main putaran tinggi.
Akselerasi Scram 411 terbilang biasa saja dan masih kalah dari motor adventure ringan Jepang.
Contohnya untuk mencapai 100 km/jam dari diam Scram 411 perlu waktu 11,39 detik, sementara Suzuki V-Strom 250SX cuma 8,89 detik.
Berikutnya untuk jarak 0-402 meter Scram 411 mencatatkan waktu 17,66 detik, sedang V-Strom hanya 16,42 detik.
Top speed di spidometer mentok di 130 km/jam, kalau di Racebox tercatat 120,4 km/jam.
Scram 411 lebih pas jadi motor buat harian atau turing yang santai.
KONSUMSI BENSIN
Dipakai untuk aktivitas sehari-hari di kawasan Jakarta dan Tangerang Selatan serta turing ke daerah Puncak 2, Bogor, Jawa Barat, Scram 411 mencatat konsumsi bahan bakar rata-rata sebesar 27,1 km/liter.
Tentunya angka yang terbilang irit untuk sebuah motor bermesin 411 cc, sebagai perbandingan V-Strom 250SX yang mesinnya hanya 250 cc rata-ratanya sekitar 31 km/liter.
Pengukuran pakai metode full to full menggunakan bensin dengan kadar oktan 92.
Tester berpostur 173 cm 65 kg berkarakter agresif, kalau lebih kalem tentu bisa lebih irit.
Data tes:
0-60 km/jam: 3,81 detik
0-100 km/jam: 11,39 detik
0-201 m: 10,79 detik (@98,5 km/jam)
0-402 m: 17,66 detik (@111,2 km/jam)
Top speed spidometer: 130 km/jam
Top speed Racebox: 120,4 km/jam
Konsumsi bensin: 27,1 km/liter
Data spesifikasi:
Tipe Mesin: 4 langkah, 2 katup SOHC, pendingin udara dan oli
Susunan silinder: tunggal
Diameter x langkah: 78 x 86 m
Perbandingan kompresi: 9,5:1
Volume silinder: 411 cc
Daya maksimum: 24,3 dk @ 6.500 rpm
Torsi maksimum: 32 Nm @ 4.250 rpm
Sistem starter: electric
Sistem pelumasan: Wet sump
Sistem bahan bakar: Electronic Fuel Injection
Tipe kopling: Wet Multi-plate
Tipe transmisi: Manual 5 speed
Standar emisi: Euro 4
P x L x T: 2.210 x 840 x 1.165 mm
Jarak sumbu roda: 1.455 mm
Jarak terendah: 200 mm
Tinggi jok: 795 mm
Bobot: 194 kg (Basah)
Kapasitas tangki bensin: 15 L
Tipe rangka: Half-duplex split cradle frame
Suspensi depan: teleskopik 41 mm 190 mm travel
Suspensi belakang: Monoshock with linkage 180 mm travel
Ban depan : 100/90-19 57S (Tube Type)
Ban belakang : 120/90-17 64S (Tube Type)
Rem depan: Single disc 300 mm 2 piston floating caliper ABS
Rem belakang: Single disc 240 mm 1 piston floating caliper ABS
Sistem pengapian: Electronic ECU
Baca Juga: Angkat Budaya Indonesia, Royal Enfield Rilis Dokumenter Tentang Keris Bali di YouTube
Editor | : | Dimas Pradopo |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR