GridOto.com - Para pembalap tanggapi positif sirkuit Samota di MXGP Sumbawa 2023, tapi ada satu hal nih yang jadi momok bagi mereka.
Sirkuit Samota menjadi latar ronde kesepuluh dari Kejuaraan Dunia motocross yaitu MXGP Sumbawa 2023 (23-25/6).
Para pembalap dari kelas MX2 maupun MXGP punya banyak kesempatan menjajal sirkuit sepanjang 1,7 kilometer tersebut selama MXGP Sumbawa 2023.
Kebanyakan pembalap pun mengaku suka dengan layout sirkuit Samota yang menantang, seperti dikatakan Ruben Fernandez dan Jeremy Seewer.
"Saya suka sirkuit ini, layout belokannya menyatu dengan satu sama lain, rasanya sangat mengalir," ucap Ruben Fernandez dari tim Honda Racing Corporation (HRC) kepada GridOto.com, Sabtu (28/6).
"Layout sirkuit ini sangat bagus dan terasa cepat, naik-turunnya juga saya sangat suka," tukas Jeremy Seewer dari tim Monster Energy Yamaha dalam kesempatan yang sama.
Dibangun mengikuti topografi natural yang berbukit, sirkuit MXGP Sumbawa 2023 memang terasa seperti rollercoaster.
Terutama di sektor satu dan sektor dua, di mana para pembalap benar-benar dibawa naik turun bukit sebelum 'jatuh bebas' menuju tikungan hairpin di lembah bukit.
Baca Juga: Romain Febvre dan Lucas Coenen Jadi Pemenang MXGP Sumbawa 2023, Semua Pembalap Indonesia Boyong Poin
Meski mengasyikkan, Ruben dan Seewer juga sepakat kalau sirkuit Samota tetap menjadi salah satu sirkuit yang paling menantang di kalendar MXGP tahun ini.
Terutama karena karakter tanah yang bisa dibilang 'berkepribadian ganda' pada sirkuit dengan 18 tikungan tersebut.
Pasalnya, sirkuit Samota punya tanah yang keras atau hard-packed di awal-awal balapan namun sangat cepat berubah menjadi gembur alias loose setelah beberapa lap.
"Tanahnya itu aneh, di awal itu hard-packed tapi di beberapa tempat tanahnya seperti pasir yang sangat cepat gembur," tukas Ruben.
"Jadi anda harus sangat presisi dalam mengontrol gas karena di beberapa tempat anda butuh power besar, tapi di tempat lain rasanya sangat licin," imbuhnya.
Selain lebih berhati-hati, kondisi tanah yang labil membuat para tim dan pembalap kesulitan untuk menentukan setup motor.
Selian itu, Seewer menambahkan kalau tanah sirkuit Samota juga sangat berdebu dan berbatu.
"Tanahnya agak tricky salah satunya juga karena sangat kering dan sangat berdebu," ucap Seewer.
"Di beberapa tikungan juga banyak batunya, jadi sulit untuk dapat feeling yang baik tapi secara keseluruhan sirkuitnya sangat bagus," imbuhnya.
Salah satu cara panitia untuk menanggulangi debu yang ekstrim tadi adalah dengan melakukan penyiraman ekstra.
Namun, Delvintor Alvarizi (JM Racing Astra Honda) mengatakan kalau hal tersebut menjadi salah satu alasan tanah sirkuit Samota menjadi cepat gembur.
"Makanya sirkuit ini jadi lebih technical dibanding tahun lalu, tanahnya lebih berat karena penyiramannya lebih ekstra," kata Delvintor.
"Tahun lalu kan karakternya lebih ke speed, tapi tahun ini lebih ke menuntut teknik dan setup motor," tutupnya.
Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR