Hal itu digunakan untuk menarik lebih banyak kontestan, karena MotoGP saat itu sedang sepi peminat dari pabrikan peserta.
Ducati pun memilih turun ke kelas OC tersebut, bergabung dengan ART, Forward Yamaha dan beberapa kontestan lain.
Gigi Dall'Igna dkk pun sukses memperbaiki pengembangan mesinnya, sehingga kemudian pelan-pelan bisa bersaing dengan Honda dan Yamaha sebagai pabrikan terbaik kala itu.
Sedangkan sistem konsesi berikutnya diperkenalkan pada 2016, menghapus Open Class dan menggunakan aturan seperti yang kita kenal sekarang ini.
Masih ada kebebasan jatah mesin dalam semusim, jumlah tes, serta tidak ada aturan pembekuan mesin.
Suzuki, KTM dan Aprilia sudah pernah menikmati konsesi dan kini sudah lulus dengan cerita sukses masing-masing.
Nah kini apakah Yamaha dan Honda membutuhkan konsesi juga? Manajer Honda, Alberto Puig, mengakui memang ada pikiran semacam itu.
Namun hal tersebut masih belum menjadi target utama mereka untuk saat ini.
"Hal ini masih belum kami diskusikan dengan Dorna. Kami tak tahu bagaimana hasilnya nanti," kata Puig, dilansir GridOto.com dari Crash.net.
"Kami masih belum banyak tahu soal semacam ini, jadi aku masih belum bisa menjawab secara gamblang," jelasnya.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
Sumber | : | Crash.net |
KOMENTAR