"Di sini (WorldSBK) ia adalah juara dan bintang. Ia terkenal dan kesayangan WorldSBK. Dengan latar belakang ini, aku tak berpikir pindah ke MotoGP sebagai tindakan pintar," kata sang Manajer, dilansir GridOto.com dari Paddock-GP.
"Di MotoGP ia bisa merasakan masa-masa sulit. Hari-hari yang bisa menghancurkan, banyak contoh di masa lalu. Kubilang padanya bahwa dua sampai tiga tahun akan ada pembalap muda yang mengalahkannya," jelasnya.
Sofuoglu sendiri sempat menjadi korban ganasnya kejuraan Grand Prix.
Legenda balap Turki ini datang ke Moto2 lebih dari sedekade silam, dengan membawa kesuksesan di WorldSSP.
Sayang sekali kalau akhirnya dipaksa menyerah, karena sulitnya bertarung melawan para rival dan tingkat kompetisi yang ketat.
Hal yang sama juga diutarakan oleh mantan pembalap yang sekarang menjadi komentator MotoGP, Simon Crafar.
"Semua orang tahu bakat Toprak. Bakat nyata, kemampuan alami, juga etos kerja. Namun yang kulihat tidak cukup untuk membuatku merekrutnya jika aku jadi Yamaha," katanya.
"Yamaha hanya punya dua pembalap. Mereka butuh seseorang yang langsung bisa adaptasi. Kupikir Toprak bisa tapi ia butuh waktu untuk adaptasi dengan ban, mesin, dan cara membalap. Kurasa Yamaha takkan mau menunggu," tegas Crafar.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
Sumber | : | Gazzetta.it,Paddock-GP.com |
KOMENTAR