Di mana salah satunya ada Takaaki Nakagami yang sering lolos dari sanksi, meski beberapa kali melakukan tindakan berbahaya.
Race Direction menegaskan, bahwa penalti bisa bersifat akumulatif dan bisa menghukum seorang pembalap dari dua balapan sekaligus dalam satu akhir pekan yang sama.
Marquez yang ngotot dan merasa keberatan soal itu, kemudian menjadi tersangka utama atas insiden di Portimao.
"Bukan hanya 21 tapi 42 balapan, di mana sanksi yang sifatnya kumulatif seharusnya tak begitu keras," kata Marquez usai rapat pada hari itu.
Jika sifatnya kumulatif seperti yang ditakutkan, seorang pembalap yang kena penalti meski sebenarnya tak terlalu parah.
Hal itu bisa saja membuatnya kehilangan banyak poin, ketika hukumannya dijalani di sprint dan balapan utama.
Tentu sangat kejam rasanya jika kesalahan sebenarnya minor.
"Kadang ada banyak pembalap yang sebenarnya tak sengaja, harus start dari pit lane atau menjalani drive through. Jadi menurutku penalti harus dipertimbangkan lagi," lanjut Marc.
"Aku sepakat saja soal prinsip kumulatifnya, tapi harus dipahami bahwa ada 42 balapan bukan 21 saja," tegas juara dunia delapan kali tersebut.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
Sumber | : | AS.com |
KOMENTAR