GridOto.com - Main ke pabrik pelek mobil Torsion Wheels, begini proses pembuatannya.
Torsion Wheels merupakan pelek mobil aftermarket yang diproduksi oleh PT Chemco Harapan Nusantara (CHN).
Belum lama, GridOto.com berkesempatan mengunjungi pabrik PT CHN tempat Torsion Wheels dibuat yang berlokasi di Kawasan Industri Mitra (KIM), Karawang, Jawa Barat.
Di sana, kami melihat langsung bagaimana pelek mobil aftermarket ini dibuat dari bahan mentah hingga dikemas.
Secara garis besar, Torsion Wheels dibuat secara casting.
Baca Juga: Torsion Bikin Pelek Aftermarket Secara Casting, Ini Keunggulannya
Bahan utama logam yang dipilih adalah aluminium dari Inalum dengan grade AlSi7.
"Material ini punya karakter yang kuat tapi juga bisa lentur," sebut Agus Riyanto, Manager Quality Assurance PT CHN saat mengawal GridOto.com di dalam pabrik.
Aluminium yang masih berupa blok-blok ini ditaruh ke dalam tungku dan dilebur mencapai suhu 700 derajat celsius.
Sebelum dimasukkan ke dalam cetakan (casting), leburan aluminium diambil sampelnya.
"Sampel ini diperlukan sebagai standar kualitas aluminium setelah dilebur untuk memastikan kebersihan, komposisi kemurnian logam, dan karat," jabar Agus.
"Jika sesuai standar, leburan dilanutkan ke proses casting," lanjutnya.
Baca Juga: Pelek Mobil Aftermarket Kuat dan Lentur, Torsion Andalkan Material Ini
Dalam proses casting, leburan aluminium dituang ke dalam cetakan pelek.
Kemudian pelek hasil dari proses casting masuk ke proses heat treatment.
"Di sini pelek akan dibilas dan kemudian dipanaskan kembali ke dalam oven dengan temperatur 530 derajat celsius," tunjuk Agus.
"Tujuannya untuk memadatkan struktur logam hasil cetakan agar lebih solid tapi dengan komposisi yang juga bisa lentur," terangnya.
Keluar dari proses heat treatment, pelek dilanjutkan ke dalam proses machining.
Meski sudah berbentuk pelek dengan palang dan barrel tapi masih setengah jadi karena ada sisa leburan, permukaan kasar, serta belum ada lubang PCD.
Baca Juga: Ganti Pelek Mobil Naik Ukuran, Produsen Anjurkan Tak Lebih dari 2 Inci
Dalam proses machining, pelek dihaluskan dan dibuat lubang PCD sesuai dengan model dan spesifikasi.
Selesai finishing dari proses machining, setiap pelek melalui proses painting dan balancing.
"Proses painting melalui tahapan dari dibilas, dikeringkan, powder coating, hingga clear paint yang memastikan warna pelek dari pabrik itu kuat dan tahan lama," beber Agus.
"Setelah itu di-balancing untuk mengukur kepresisian kebulatan pelek saat diputar," sambungnya.
Masuk ke proses after painting, pelek dicek kembali dan dilakukan pengampelasan dari sisa spray cat sebelum di-packing.
"Khususnya di balik lubang PCD harus dihaluskan dari sisa spray cat agar tidak menciptakan celah terhadap hub as roda yang mengurangi kepresisian saat dipasang," jelas Agus.
Baca Juga: Sob, Ini Alasan Lebar Ban A/T Tidak Boleh Lebih Kecil Dari Lebar Pelek
Di antara proses balancing dan after painting terdapat uji lab untuk standar kualitas pelek.
Pada pelek Torsion Wheels, sejumlah standar yang dipenuhi seperti SNI (Indonesia), JWL (Jepang), sampai TUV (Jerman).
"Ada tiga proses mulai dari radial test, durability test, hingga impact test apakah pelek pecah atau dent," jabar Agus.
"Pelek yang bagus kalau ada beban dan impact itu hanya dent, tidak sampai crack atau pecah," ungkapnya.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR