Meski sudah berbentuk pelek dengan palang dan barrel tapi masih setengah jadi karena ada sisa leburan, permukaan kasar, serta belum ada lubang PCD.
Baca Juga: Ganti Pelek Mobil Naik Ukuran, Produsen Anjurkan Tak Lebih dari 2 Inci
Dalam proses machining, pelek dihaluskan dan dibuat lubang PCD sesuai dengan model dan spesifikasi.
Selesai finishing dari proses machining, setiap pelek melalui proses painting dan balancing.
"Proses painting melalui tahapan dari dibilas, dikeringkan, powder coating, hingga clear paint yang memastikan warna pelek dari pabrik itu kuat dan tahan lama," beber Agus.
"Setelah itu di-balancing untuk mengukur kepresisian kebulatan pelek saat diputar," sambungnya.
Masuk ke proses after painting, pelek dicek kembali dan dilakukan pengampelasan dari sisa spray cat sebelum di-packing.
"Khususnya di balik lubang PCD harus dihaluskan dari sisa spray cat agar tidak menciptakan celah terhadap hub as roda yang mengurangi kepresisian saat dipasang," jelas Agus.
Baca Juga: Sob, Ini Alasan Lebar Ban A/T Tidak Boleh Lebih Kecil Dari Lebar Pelek
Di antara proses balancing dan after painting terdapat uji lab untuk standar kualitas pelek.
Pada pelek Torsion Wheels, sejumlah standar yang dipenuhi seperti SNI (Indonesia), JWL (Jepang), sampai TUV (Jerman).
"Ada tiga proses mulai dari radial test, durability test, hingga impact test apakah pelek pecah atau dent," jabar Agus.
"Pelek yang bagus kalau ada beban dan impact itu hanya dent, tidak sampai crack atau pecah," ungkapnya.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR