Pria yang mengoleksi puluhan mobil mewah tersebut juga mengeluarkan aturan soal pernyataan pembalap, yang dianggap membatasi suara para pembalap.
Setelah itu, Ben Sulayem secara mengejutkan memproses masuknya tim Andretti Cadillac ke Formula 1.
Hampir seluruh tim geram karena mereka tidak mau menerima tim baru, bahkan manajemen F1 pun menilai FIA terlalu sepihak dalam memutuskan.
Setelah itu, Ben Sulayem juga mengomentari soal tawaran Arab Saudi membeli F1 dengan nilai fantastis.
Meski Liberty Media menolak tawaran tersebut, sang Presiden malah bilang tawaran Arab Saudi terlalu besar untuk ukuran F1.
Hal itu membuat Liberty Media geram, karena seharusnya Presiden FIA tak berkomentar apapun soal penjualan ataupun valuasi F1.
Rumornya, berbagai masalah tersebut membuat seluruh tim dan manajemen F1 sepakat mendesak Ben Sulayem untuk menjauh.
"Tujuanku menjadi presiden non-eksekutif melalui perekrutan tim manajer profesional, yang sebagian besar telah selesai," kata Ben Sulayem, dilansir GridOto.com dari Planet F1.
"Oleh karena itu, ke depannya, pekerjaan sehari-hari untuk semua masalah di F1 adalah dengan Nikolas (Tombazis) dan timnya, sementara aku akan fokus pada hal-hal strategis dengan tim kepemimpinanku," jelasnya.
Editor | : | Fendi |
Sumber | : | planetf1.com |
KOMENTAR