Pada balapan pun, Martin sering bisa tampil kencang sejak awal hingga pertengahan balapan.
Satu kekurangannya adalah soal manajemen ban, sehingga membuatnya kewalahan di lap-lap akhir balapan.
Martin juga sering crash karena terlalu memaksakan diri ngebut sejak awal balapan.
Dengan sprint race yang jaraknya setengah saja dari balapan normal, maka wajar jika pembalap 24 tahun ini bersemangat.
"Tahun lalu aku tak bisa mengerem dengan keras, itu kekurangan yang membuatku kalah dari Pecco," ujar Martin saat launching tim Pramac Racing, dilansir GridOto.com dari La Gazzetta dello Sport.
"Dan sangat penting mengurangi crash. Aku yakin jika kami mengerahkan semua bersama-sama maka aku bisa bertarung demi gelar," tegasnya.
Martin juga membicarakan rumornya bergabung dengan Yamaha karena kekecewaan kepada Ducati.
"Semua terbuka. Ada peluang pindah dan pergi ke tempat lain, tapi peluangnya sama dengan peluangku bertahan. Namun saat ini masih terlalu dini," sambungnya.
"Tentu aku akan selalu memilih opsi terbaik untukku. Ada banyak pabrikan yang selalu tertarik dengan pembalap terkuat dan tertarik merekrutnya. Kupikir aku termasuk di dalamnya, jadi bukan Ducati saja yang menginginkanku," tuntas juara Moto3 2018 ini.
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | Gazzetta.it,Corsedimoto.com |
KOMENTAR