GridOto.com - Baterai mobil listrik menggunakan jenis lithium ion karena lebih unggul dalam beberapa faktor.
Mulai dari pengisian lebih cepat, daya listrik lebih banyak hingga dimensi lebih kompak.
Namun kelemahan dari baterai lithium ion ini adalah tidak boleh mengalami panas berlebih.
Apabila baterai lithium ion mengalami panas berlebih, "Performanya akan mengalami degradasi seiring pemakaian," ungkap Shelvia Safitri, Technical Product Knowledge dari Hyundai Training Academy, Cikarang, Jawa Barat.
Baca Juga: All-solid State Battery, Jenis Baterai Mobil Listrik di Masa Depan
Performa baterai menurun ini mengakibatkan jarak tempuh mobil listrik menjadi lebih sedikit dibanding sebelumnya.
Baterai mobil listrik ini juga akan menjadi kembung apabila kerap mengalami panas berlebihan.
Karena terjadi reaksi kimia di dalamnya dan menghasilkan gas berlebih sehingga menjadi kembung.
Salah satu pemicu baterai mobil listrik mengalami panas berlebihan akibat kerap mengisi daya atau recharge dari posisi low battery.
"Misal baru recharge ketika baterai tersisa 7% atau 10%, ini akan bikin panas," ucap Uri, sapaan akrabnya.
Baca Juga: Kelamaan Dicas, Baterai Mobil Listrik Bisa Mengalami Overcharge?
Ketika kebiasaan ini kerap terulang, "Lama-lama bisa merusak sel-sel baterai mobil listrik," tambah wanita ramah ini.
Sehingga agar baterai listrik tidak cepat panas, Uri menyarankan untuk recharge setiap selesai digunakan.
"Meskipun daya baterai masih banyak, sebaiknya tetap charge baterai usai digunakan," tandasnya.
Selain itu, trik ini juga mempersingkat waktu pengisian baterai sehingga charger yang digunakan tidak menjadi panas.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR