"Jika kau tak memperhatikan tubuhmu, kau tak bisa menjalani olahragamu. Kejadian Jerez terjadi karena mental dan ambisiku," kata juara dunia delapan kali ini, dilansir GridOto.com dari Revistagq.com.
Setelah menjalani penderitaan selama tiga tahun, pembalap asal Cervera ini sempat diminta sang kakek untuk pensiun dari MotoGP.
"Tapi kubilang padanya, 'aku berjanji operasi ini adalah yang terakhir, tapi biarkan aku untuk mencobanya'," sambung Marquez.
Untungnya operasi keempat Marquez berjalan dengan sukses, lengannya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.
Hanya saja, sang rider sadar kondisinya takkan 100 persen pulih seperti sedia kala.
"Tujuannya adalah melihat diriku pada balapan pertama di bulan Maret mendatang. Lalu aku akan tahu apakah lengan ini bisa 100 persen, namun tentu takkan 100 persen sehat lagi," sambungnya.
"Tapi kami harus mencoba mengejar titik itu di mana bisa berfungsi normal dan lengannya sempurna untuk mengendarai motor. Kupikir itu bisa, karena aku paham rasanya sudah berjalan dengan lebih baik," jelasnya.
Marquez juga menceritakan soal kejadian besar lainnya, yang terjadi pada 2015 silam yang berhubungan dengan Jorge Lorenzo dan tentu saja Valentino Rossi.
Kejadian luar biasa tersebut bukan karena dirinya, tapi karena kesalahan Valentino Rossi sendiri.
"Apa yang kukatakan di semua dokumenter, apa yang kujelaskan, adalah bagaimana aku menjalani hidup dalam pekan-pekan itu. Orang bertanya apa yang bisa diubah soal 2015," katanya.
"Kupikir bahwa yang bisa mengubah adalah cara Valentino menyelesaikan musim itu. Ketika kau bukan jadi yang tercepat, kau mencari cara mengacaukan semua dan mencoba melihat hasilnya bagaimana," sindir Marc.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
Sumber | : | Todocircuito.com,revistagq.com |
KOMENTAR