Sekitar 70 persen pengeluaran tim satelit MotoGP dalam semusim sudah di-cover dari jatah uang yang diberikan oleh Dorna Sports.
"Dorna membayar setiap tim privat 7 juta euro (Rp 117 miliar) pertahunnya. Kau bisa menjalankan sebuah tim dengan bagus jika memakai dana 10 juta euro," sambungnya.
Jadi tiap tim hanya mencari pemasukan lain dari untuk menutup anggaran 3 juta euro (Rp 50 miliar), misalnya dari sponsor.
Sebagian tim satelit juga tak perlu membayar gaji pembalap ataupun mekaniknya jika ada dukungan besar dari pabrikan, jadi bisa lebih hemat lagi dong.
"Beberapa pabrikan memasok motor untuk tim customer terbaik secara gratis, bahkan mereka membayar juga gaji pembalap serta teknisi di tim," ungkap pria pemilik gelar juara dunia kelas 250 cc ini.
"Jadi bisa dikatakan tim MotoGP tidak lebih mahal dari tim Moto2 dengan dua pembalapnya, yang juga membutuhkan dana sekitar 2,5 juta euro sampai 3 juta euro. Karena di kelas MotoGP, tim mendapat dukungan finansial lebih dari Dorna," jelasnya.
Contoh tim satelit yang mendapat dukungan bagus dari pabrikan misalnya adalah tim Pramac Racing.
Ducati membayar langsung kontrak gaji Jorge Martin dan Johann Zarco, serta beberapa mekanik di sana.
Pabrikan Bologna ini juga memberikan motor terbaik kepada tim Pramac Racing.
Baca Juga: Johann Zarco Ditinggal Pelatihnya, Jean-Michel Bayle yang Merasa Kecewa
Ducati sudah menganggap Pramac seperti tim juniornya di MotoGP, dan menjadi tempat pembalap mudanya untuk berkembang sebelum menjadi pembalap tim pabrikan.
Selain Pramac, tim Tech3 KTM yang berganti nama menjadi Gasgas ini juga punya kasus mirip.
Kasus seperti ini hampir tak terjadi di tim kelas Moto2 ataupun Moto3, tapi banyak juga kasus tim satelit MotoGP gulung tikar karena tidak mendapat dukungan seperti ini dari pabrikannya.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
Sumber | : | Speedweek.com,Mowmag.com |
KOMENTAR