Untuk masuk ke F1, sebenarnya tim Andretti harus membayarkan uang pendaftaran senilai 200 juta dolar AS atau senilai Rp 3,18 triliun (kurs 1 dolar AS senilai Rp 15.588 per 10 Januari 2023).
Uang pendaftaran senilai 200 juta dolar AS ini akan dibagi-bagikan ke sepuluh tim, sebagai kompensasi dengan karena keuntungan mereka berkurang dengan hadirnya tim baru.
Perkiraannya, jatah pembagian keuntungan dari tiap tim akan berkurang 5 sampai 10 juta dolar AS permusimnya (Rp 78 miliar hingga Rp 156 miliar).
Uang pendaftaran tersebut bisa meng-cover kerugian pendapatan tim paling tidak sekitar tiga sampai empat tahun.
Sayangnya, 90 persen tim yang menolak hadirnya tim baru ini menilai uang kompensasi 200 juta dolar AS tadi nilainya kurang besar jika mengingat nilai F1 saat ini.
Dalam beberapa tahun terakhir nilai valuasi F1 semakin meningkat pesat seiring dengan peningkatan popularitasnya di dunia.
Makanya nih tim-tim terang-terangan tidak ikhlas ada tim baru yang gabung di saat popularitas F1 sedang tinggi-tingginya.
Bos Mercedes, Toto Wolff, selalu mempertanyakan apa yang bisa dibawa Andretti ke F1.
Wolff menilai Andretti harus bisa memberi peningkatan pengaruh signifikan ke F1 sebagai kompensasi penurunan pembagian keuntungan kepada setiap tim.
Hadirnya Andretti juga bisa saja membuat persaingan semakin ketat, dan bukan tidak mungkin salah satu tim yang sudah ada akan tergusur jika persaingan semakin ketat.
"Mereka telah berinvestasi dengan kami, itu alasan kami harus percaya kepada komunitas tim yang harus dihormati. Hari ini tidak penting menambah tim, karena kita sudah punya daftarnya," kata Stefano Domenicali dilansir GridOto.com dari Autosport.
"Beberapa dari mereka lebih vokal dari lainnya, tapi kami punya banyak orang atau investor yang mau ke F1. Tapi kami perlu melindungi tim-tim ini. Ini adalah pertanda jika kami punya sistem yang sehat," jelasnya.
Menarik nih, cerita Andretti ini akan menjadi F1 dan tim melawan FIA dan Andretti.
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | planetf1.com,autosport.com |
KOMENTAR