"Pertimbangannya proyek Tol Solo-Yogyakarta yang sedang dikerjakan saja sudah menggunakan lahan pertanian sebanyak lebih dari 300 hektare," jelasnya, Selasa (03/01/2023).
Otomatis kalau proyek tol tadi direalisaikan, jelas luas lahan pertanian di wilayah Klaten semakin berkurang.
"Kasihan anak cucu kita nanti mau makan apa, kalau sawah pertaniannya dipakai untuk tol terus," lanjut Sri Mulyani.
Hal serupa juga diungkapkan Bupati Sukoharjo, Etik Suryani yang merasa keberatan dengan proyek Tol Lingkar Timur-Selatan Solo.
Ia beralasan, kalau proyek tol ini jelas akan menggunakan banyak Lahan Sawah Dilindungi (LSD) yang ada di wilayahnya.
"Terus terang saya keberatan dengan wacana proyek tol tersebut karena akan mengganggu, LSD kita jelas akan banyak yang tergusur," jelasnya, Rabu (04/01/2023).
Etik menurutkan, Sukorharjo termasuk sebagai salah satu kabupaten penyangga pangan di Jawa Tengah.
Sehingga kalau jumlah lahan sawahnya berkurang, tentunya bakal berdampak pada kestabilan pangan di Sukoharjo dan Jawa Tengah.
"Juga kalau dibangun tol, maka pengembangan kotanya bisa terhambat ke depannya," lanjutnya.
Oleh karenanya, ia lebih berharap konsepnya diubah dari jalan tol menjadi jalan lingkar saja.
"Kalau bisa ya ring road atau jalan arteri yang mana bisa jadi ladang investasi bagi masyarakat, mempermudah pengembangan kota dan ekonomi bisa berjalan dengan baik, kalau jalan tol jelas tak akan seperti itu," pungkas Etik.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Rencana Proyek Tol Lingkar Solo, Ditentang Tiga Bupati hingga Dipertanyakan Pakar.
Editor | : | Fendi |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR